kasus covid-19 meningkat di seluruh dunia

Kasus Covid-19 di Dunia Meningkat, Indonesia Tak Mau Ambil Risiko

Dalam 2 minggu terakhir ini, jumlah kasus Covid-19 di dunia lebih tinggi dari total kasus selama 6 bulan pertama pandemi. “India dan Brasil mengalami hari-hari terburuk sejak pandemi merebak. Apa yang terjadi kedua Negara itu dapat terjadi di tempat lain. Kita perlu melakukan pencegahan, seperti diserukan WHO sejak awal pandemi," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam jumpa pers di Jenewa baru-baru ini.

“India dan beberapa negara saat ini menghadapi ledakan infeksi virus corona baru. Hal ini dapat menunda pemulihan dunia dari krisis mematikan virus Covid-19; katanya lagi seperti diberitakan NY Daily News, Selasa 4 Mei 5 2021. WHO menyatakan, saat ini banyak negara di dunia menghadapi ‘situasi yang sangat rapuh’ dan kehabisan persediaan dasar rumah sakit.”

Menurut Dirjen Ghebreyesus, vaksinasi cukup membantu. Dia berharap negara-negara maju dapat membantu negara-negara miskin yang kurang mendapat pasokan vaksin. “Kita menghadapi ancaman bersama. Hanya dapat diatasi secara bersama-sama,” ujarnya. Hari Minggu 2 Mei lalu, pemerintah Amerika Serikat dikabarkan telah memberi bantuan ke India. Sejumlah pesawat angkut militer dikerahkan untuk menerbangkan bantuan, yang antara lain berupas oksigen. Bantuan itu diharapkan dapat membantu India yang tengah berjuang keras melawan Covid-19.

Data terakhir, kasus Covid-19 di India sudah melewati angka 20 juta. India berada di tingkat bencana selama beberapa hari terakhir ini. Pejabat negara dengan 1,3 milyar penduduk ini menyebutkan, untuk pertama kali terjadi lebih 400.000 kasus baru. Meningkat dari sebelumnya yang “hanya” 300.000 kasus di seluruh negeri. Situasi tak menentu jelas di kota padat penduduk seperti Ibu kota India dan Mumbai. 

Pemerintah Indonesia tak mau ambil resiko. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro diperpanjang masa berlakunya,  mulai 4-17 Mei 2021. Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 10/2021 tertanggal 3 Mei 2021 menyebutkan, penerapan PPKM Mikro tahap 7 ini diperluas ke 5 provinsi. Dengan begitu, sampai saat ini PPKM Mikro berlaku di 30 provinsi. Ke-5 provinsi tambahan yakni Kepulauan Riau, Bengkulu, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Papua Barat.

 “Pemerintah dan Satgas Penganganan Covid-19 daerah, diharapkan dapat melakukan optimalisasi Posko Penanganan Covid-19 sampai desa/kelurahan, agar upaya penanggulangan pandemi dapat berjalan efektif,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.  

 Wiku berharap, pemerintah pusat dan daerah dapat menyamakan persepsi atas kebijakan pelarangan mudik Lebaran. Kebijakan peniadaan atau larangan mudik, katanya, dapat berjalan dengan baik kalau pemerintah pusat dan pemerintah daerah memiliki persepsi yang sama. Masyarakat diharapkan juga dapat memahami larangan PPKM Mikro dan larangan mudik, yang bertujuan mencegah penularan Covid-19.

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto menyatakan, "Pembatasan kegiatan masyarakat di lokasi hiburan komunitas atau hiburan-hiburan yang sifatnya fasilitas publik, wajib menerapkan protokol kesehatan," ujar Airlangga di laman setkab.go.id.

Pembatasan dilakukan di perkantoran, dengan menerapkan work from home (WFH) dan work from office (WFO) masing-masing 50 persen. Perguruan tinggi dibuka secara bertahap, tergantung situasi dan kondisi. Restoran dan makan minum di tempat dibatasi 50 persen. Layanan pesan antar sesuai jam operasional resto. Pusat perbelanjaan/mal buka sampai pukul 21.00. Kapasitas tempat ibadah dan di fasilitas umum dibatasi 50 persen. Kegiatan seni, sosial, budaya yang dapat menimbulkan kerumunan maksimal 25 persen kapasitas. Transportasi umum dilakukan pengaturan kapasitas dan jam operasional.

Aktivitas boleh 100 persen di bidang konstruksi, fasilitas kesehatan, bahan pangan, makanan minuman, energi, komunikasi, perbankan dan logistik. Sebaliknya, kegiatan di daerah zona merah dan oranye Covid-19 dilarang.(sur)