Kolesterol yang berlebihan bisa menempel di dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah menyempit dan aliran darah tidak lancar. Inilah mengapa, kolesterol menjadi salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Dulu, kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia bisa terjadi pada usia 50 tahun ke atas. Namun sekarang, penelitian tahun 2004 di Indonesia menunjukkan bahwa 9,3% hiperkolesterolemia terjadi di usia muda yakni 25-34 tahun. Tidak mengeherankan, National Heart, Lung and Blood Institute di Amerika Serikat menganjurkan untuk rutin memeriksa kadar kolesterol selewat usia 20 tahun. Tujuannya, memperkirakan risiko terhadap penyakit jantung.
Seberapa sering kita perlu memeriksa kadar kolesterol? Berbeda untuk tiap orang, sesuai dengan kondisinya. Di usia dewasa (>20 tahun), disarankan untuk melakukan pemeriksaan setidaknya 1x dalam lima tahun; biasanya mencakup pemeriksaan kolesterol LDL, HDL dan total kolesterol, serta dikombinasi dengan tes trigliserid. Ini sering disebut tes profil lipid (lemak).
Bagi mereka yang telah dianjurkan untuk melakukan diet rendah kolesterol dan/atau mengonsumsi obat penurun kolesterol, harus lebih sering. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan beberapa kali dalam setahun. Ini disesuaikan dengan kondisi dan tingkat keparahan kolesterolnya. Dokter yang akan menentukan, perlu periksa tiap berapa bulan.
Baca juga : Manfaat Omega 3
Mereka yang memiliki satu atau lebih faktor risiko terhadap penyakit jantung, juga harus lebih sering periksa. Ini meliputi: merokok, usia (>45 tahun untuk pria, >55 tahun untuk wanita), hipertensi (tekanan darah >140/90 mmHg atau mengonsumsi obat anti hipertensi), riwayat penyakit jantung usia muda di keluarga, memiliki penyakit jantung atau pernah mengalami serangan jantung, dan diabetes melitus.
Kelompok lain yang perlu melakukan pemeriksaan kolesterol secara berkala yakni usia <20 tahun dengan faktor risiko: riwayat penyakti jantung di keluarga, kegemukan atau obesitas, sering mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak, diabetes, hipertensi dan merokok.
Pemeriksaan mandiri
Pemeriksaan kolesterol selain dilakukan di laboratorium, dapat dilakukan pemeriksaan secara mandiri. Alat tes kolesterol kini mudah dibeli di apotek/toko alat kesehatan. Selain praktis dan bisa dibawa-bawa, pemakaiannya pun mudah.
Pertama, siapkan alat untuk mengambil contoh darah (biasanya berbentuk seperti pulpen dengan jarum di ujungnya). Kemudian cuci tangan dengan air dan sabun, dan keringkan.
Masukkan test strip ke alat hingga menyala secara otomatis, lalu tusuk jari Anda, dan teteskan darah ke ujung strip. Hasilnya akan muncul hanya dalam beberapa detik.
Hasil tes ini mungkin lebih tinggi daripada hasil di lab, karena didapatkan dari plasma darah. Ada baiknya tetap periksa ke lab 1x setahun. Perlu diperhatikan, test strip bisa digunakan maksimal 3 bulan setelah botol dibuka. Jangan lupa, perhatikan tanggal kadaluarsanya. (nid)