Kale sangat terkenal di negara barat. Ia masih satu keluarga dengan kol, kailan dan brokoli. Ada banyak jenis Kale, mulai dari yang daunnya berwarna hijau sampai ungu, sedikit kriting atau mulus. Kale dianggap sebagai ‘super food’ karena tinggi nutrisi. Riset menyatakan kale mampu menurunkan gula darah, kolesterol, hingga risiko serangan jantung.
Menurunkan gula darah
Megan Ware RDN LD, ahli nutrisi dari the Ohio State University, AS menjelaskan, satu mangkuk kale (Brassica oleracea var. Acephala) mentah ukuran 16 gram mengandung serat sekitar 0,6 gram. Sementara semangkuk kale rebus (sekitar 130 g) mengandung 2,6 g serat.
Asam alfa linoleat dalam kale pun berefek membantu menurunkan gula darah, meningkatkan sensitifitas insulin dan mencegah stres oksidasi yang terjadi pada penderita diabetes. Studi pada asam alfa linoleat juga menunjukkan penurunan risiko penderita DM mengalami neuropati saraf tepi. Ini adalah suatu penyakit akibat gangguan pengiriman nutrisi di sistem saraf tepi (dari tulang belakang ke seluruh tubuh).
Penderita diabetes rentan mengalami neuropati, karena rusaknya pembuluh darah akibat kadar gula yang tinggi.
Cegah sakit kardiovaskular
Megan menjelaskan perbanyak konsumsi potasium dan kurangi sodium (garam) adalah diet terpenting untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Dalam satu penelitian pada 12.000 orang dewasa, mereka yang mengonsumsi 4.069 mg potasium/hari mengalami 49% penurunan risiko serangan jantung iskemik, dibandingkan mereka yang hanya mengonsumsi potasium <1000 mg/hari.
Potasium memicu vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), yang akan menurunkan tekanan darah. Studi ini tercatat dalam the Journal of the American Medical Association 2012.
Konsumsi makanan tinggi potasium juga dihubungkan dengan penurunan risiko stroke, perlindungan pada hilangnya massa otot, mencegah keropos tulang dan pembentukan batu ginjal.
“Satu mangkuk kale mentah cincang mengandung 79 mg potasium, sementara satu mangkuk kale yang sudah dimasak menyediakan 296 mcg potasium,” papar Megan Ware.
Vitamin C sendiri terbukti juga menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Pada 2015, sebuah studi yang meneliti lebih dari 100 ribu orang, menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur risiko terkena serangan jantung turun hingga 15%.
Mereka yang pada plasma darahnya mengandung lebih banyak vitamin C penurunan risiko serangan jantung bahkan lebih banyak. Studi ini dipublikasikan dalam the American Journal of Clinical Nutrition.
Penurun kolesterol
Kolesterol berperan penting dalam tubuh. Salah satunya adalah untuk memroduksi asam empedu, yang fungsinya termasuk mencerna lemak.
Di dalam hati, kolesterol dirubah menjadi asam empedu, yang akan dilepaskan dalam sistem pencernaan saat kita mengonsumsi makanan berlemak. Ketika semua lemak sudah diserap, tubuh akan menarik kembali asam empedu lewat pembuluh darah untuk digunakan lagi.
Suatu zat bernama asam empedu sequestrant dapat mengikat asam empedu dalam saluran cerna dan mencegahnya diserap kembali. Efek yang didapatkan adalah berkurangnya penyerapan kolesterol dalam tubuh. Nah, ternyata kale mengandung asam empedu sequestrant.
Sebuah studi mendapati bahwa konsumsi jus kale tiap hari selama 12 minggu dapat meningkatkan HDL (high-density lipoprotein / koleserol baik) sampai 27%, dan menurunkan LDL (low-density lipoprotein / kolesterol jahat) sampai 10%.
Penelitian lain memaparkan mengukus kale akan meningkatkan efek pengikatan asam empedu. Kale kukus 43% seefektif layaknya obat penurun kolesterol. (jie)
Baca juga : Apa Saja Kandungan Nutrisi Dalam Kale? Sayuran Yang Dianggap ‘Super Food’