Daun jati Belanda dapat menurunkan kadar kolesterol, melangsingkan tubuh dan terbukti tidak beracun.
Kaum ibu di Jawa, biasa minum jamu galian singset. Sampai sekarang ramuan jamu ini banyak dijual mbok-mbok jamu gendong. Dipercaya dapat melangsingkan tubuh, ramuan jamu ini berbahan dasar daun jati Belanda (Guazuma ulmifolia).
Daun jati Belanda mengandung fitokimia antara lain berupa sterol, alkaloid, karotenoid, flavonoid, tannin, saponin dan musilago. Beberapa zat pada tanaman ini juga dikenal sebagai antioksidan kuat.
Tanin adalah molekul berukuran besar, mudah berikatan dengan protein. Tanin memungkinkan protein di permukaan usus mengendap, sehingga mengurangi penyerapannya. Musilago memiliki sifat menangkap air dan membentuknya menjadi gel. Sebagai water trapping, musilago membentuk masa feses (bulk laxatives). Kombinasi tanin dan musilago, bermanfaat sebagai pelangsing tubuh.
Daun jati Belanda juga mengandung asam tanat, mirip teh hijau, dapat menghambat penyerapan lemak di usus. Kemampuannya menurunkan enzim lipase menghambat pengangkutan lemak ke aliran darah. Adapun astingen dapat mengerutkan lapisan dalam usus, sehingga penyerapan lemak terhalang.
Penelitian Yosie Andriani H.S, di Laboratorium Biokimia IPB (Institut Pertanian Bogor), ingin melihat pengaruh ekstrak daun jati Belanda (dalam bentuk ekstrak, etanol dan fraksi aktif steroid) terhadap kadar lemak darah (TPC, trigliserida, LDL/ low density lipoprotein / kolesterol jahat), dan HDL/high density lipoprotein / kolesterol baik).
Level TPC, LDL dan trigliserida pada kelompok kontrol kelinci percobaan (tanpa diberi ekstrak daun jati Belanda) sangat tinggi. Berbeda signifikan dengan level lemak darah kelompok yang mendapat ekstrak daun jati Belanda. (jie)