iud kontrasepsi yang tepat untuk menunda dan mencegah kehamilan

IUD Kontrasepsi Paling Efektif Cegah Kehamilan

Menunda atau menjarangkan kehamilan bisa dilakukan dengan menggunakan jenis kontrasepsi tertentu. IUD adalah salah satu jenis kontrasepsi jangka panjang yang dikenal paling efektif mencegah kehamilan.

Sebagai gambaran, secara garis besar kontrasepsi terbagi menjadi tiga fase. Fase pertama untuk menunda kehamilan. Biasanya digunakan pada pasangan muda yang belum ingin punya anak, atau usia ibu <20 tahun.

Pilihan kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang kesuburan cepat kembali begitu kontrasepsi di-stop, misalnya pil, IUD (intra uterine device) dan implan (susuk).

Untuk menjarangkan kehamilan (fase kedua). Misalnya ketika ibu baru saja melahirkan atau anak masih kecil, dianjurkan memilih kontrasepsi yang tidak menekan produksi ASI. Macamnya ada IUD atau implan.

Adapun fase ketiga di mana ibu tidak mau hamil lagi, bisa pilih metode sterilisasi. Baik vasektomi untuk suami, atau tubektomi untuk istri.

Manfaat IUD

IUD - yang dikenal juga dengan spiral- popularitasnya tidak setenar kontrasepsi suntik atau pil. Data BKKBN tahun 2013 menunjukkan, peserta KB (akseptor) baru untuk implan hanya 9,23% dan IUD 7,75%. Sedangkan suntik mencapai 48,56% dan pil 26,60%.

Dibandingkan dengan kontrasepsi jangka pendek – seperti pil, suntik, kondom, atau metode kalender – yang menuntut kedisiplinan tinggi, IUD (dan implan) bisa mencegah kehamilan hingga bertahun-tahun.

Walau kurang favorit, bukan berarti IUD tidak efektif. Sebaliknya efektifitasnya menurut APCOC (Asian Pacific Council on Contraception) mencapai 99%. IUD berbentuk seperti huruf T, dengan ukuran sangat kecil. Alat ini dipasang di rongga rahim, dengan ’tangan’ T mengarah ke tuba falopi (saluran telur).

Rony Syamson, S.Farm, Brand Manager DKT Indonesia menjelaskan, IUD mencegah pembuahan dengan cara mengurangi pergerakan sperma sehingga tidak mampu mencapai sel telur melalui efek iritasi steril.

“Tembaga juga akan melepaskan ion yang menyebabkan kondisi rahim tidak siap untuk pembuahan,” terang Rony dalam webinar apoteker bertema Family Planning With Beauty, Glow & Protection, Kamis (18/2/2021).

IUD dikenal juga sebagai jenis kontrasepsi yang ekonomis. Penggunanya hanya perlu melakukan pemeriksaan 1-6 bulan setelah pemasangan pertama, dilanjutkan satu tahun sekali.

Metode kontrasepsi ini dianggap cocok untuk ibu menyusui karena tidak mengandung hormon, sehingga tidak menekan produksi ASI. “Waktu pemasangan 4 minggu pascapersalinan, atau 12 hari setelah keguguran. Umumnya dipasang dalam masa menstruasi,” imbuh Rony.

Efek samping yang biasa terjadi seperti perdarahan menstruasi yang lebih berat/lama, terutama di periode awal pemasangan (biasanya 3 bulan). Kram perut bawah selama beberapa hari pasca pemasangan, serta spotting mungkin muncul di bulan-bulan awal.

IUD tidak mengganggu kesuburan rahim karena haid tetap teratur. Jika ingin punya anak, cukup lepaskan IUD.

Jenis IUD unggulan

Umumnya IUD terbuat dari plastik (polyethylene) dan terbungkus kawat tembaga (cuprum). Misalnya pada IUD CU 380 Silverline mempunyai ‘lengan’ fleksibel sehingga mengurangi rasa nyeri di rahim. Atau, IUD CU 375 Sleek untuk wanita dengan rahim pendek (6-9 cm).

“Kedua jenis IUD tersebut efektif untuk 5 tahun,” kata Rony. “Disterilisasi dengan sinar gamma.”

Jika menginginkan IUD dengan waktu yang lebih lama (8 tahun) bisa menggunakan IUD Safeload TCU 380A, IUD TCU 380A atau IUD Post Partum (PP) TCU 380A.

Dari berbagai macam jenis IUD tersebut, pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing individu. (jie)

_________________________________________

Ilustrasi: People photo created by jcomp - www.freepik.com