Mata termasuk organ vital manusia, lebih dari 80% informasi yang masuk ke otak disampaikan lewat indera penglihatan kita. Itu sebabnya penting untuk menjaga kesehatan mata kita, termasuk memilih kacamata yang tepat bagi yang memiliki kelainan refraksi.
Masalahnya, saat ini di pinggir-pinggir jalan banyak terdapat tukang kacamata, yang menawarkan kacamata dengan harga “miring” jika dibandingkan membeli ke toko optik besar. Pada kondisi darurat, misalnya saat kacamata pecah, terjatuh atau ketinggalan, membeli kacamata di pinggir jalan dapat menjadi opsi. Namun, lebih disarankan untuk mengedepankan kualitas penglihatan dibandingkan sebatas harga yang murah.
Menurut dr. Arini Safira N. Akbar, SpM, dari Jakarta Eye Center, jangan sembarangan membeli kacamata. Saat akan memilih kacamata selain menghitung plus, minus atau silindernya, yang perlu diperhatikan adalah posisinya di mata.
Perlu memperhitungkan interpupillary diameter atau jarak antara bagian pupil (di tengah) mata. Ini merujuk pada jarak antara mata bagian dalam kiri – kanan dengah hidung, yang pada sebagian orang bisa berbeda akibat variasi anatomi wajah.
“Kacamata yang paling baik adalah pas di pupil pemakainya. Jika kita membeli mata dengan minus atau silinder tinggi yang tidak customize alias kacamata di pinggir jalan, akan mengakibatkan mata lelah atau tajam penglihatan mata yang tetap tidak jelas,” tambah dr. Safira.
Selain itu masih ada masalah kualitas lensa kacamata. Produk yang di jual di optik besar biasanya memiliki “nilai tambah” lain, seperti filter anti-ultra violet, berubah warna sesuai kondisi cahaya sekitar, dll. (jie)