Remaja memang erat berhubungan dengan bau kaki. Kelihatannya sepele, tetapi bau kaki bisa membuat suasana tidak nyaman. Dan remaja, si empunya bau, bisa merasa minder karena dijadikan bahan bahan olok-olok di antara sesama teman.
Mengapa kaki bisa memunculkan bau menyengat yang tak sedap? Memasuki usia pubertas, secara fisiologis terjadi perubahan hormonal, baik pada anak laki-laki atau perempuan. Perubahan hormonal ini berpengaruh pada kulit dan pertumbuhan rambut.
Peningkatan produksi hormon androgen (hormon seks yang biasanya diproduksi oleh testis pria, namun juga diproduksi dalam jumlah sedikit oleh rahim wanita) yang berlebihan, berpengaruh pada aktivitas kelenjar sebasea. Akibatnya pengeluaran sebum meningkat dan kulit tampak berminyak.
Kelenjar sebasea adalah kelenjar berbentuk kantung kecil di kulit, yang melepaskan sebum (zat berminyak dari lemak dan keratin) ke rambut dan melembabkan kulit. Menurut dr. Tina Wardhani Wisesa, SpKK (K), dari Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia, selain sebum terjadi peningkatan aktivitas kelenjar ekrin dan menyebabkan produksi keringat berlebihan. Hal ini dapat terjadi di seluruh tubuh.
Kelenjar ekrin adalah kelenjar yang ada di kulit dermis, yang menghasilkan keringat, larutan air, garam dan limbah dan dikeluarkan langsung ke permukaan kulit. Terutama pada telapak tangan, telapak kaki, ketiak dan dahi.
Bau kaki yang menyengat terutama timbul karena pemakaian kaos kaki dan sepatu yang menutup kaki. Sementara, kebersihan kaki kurang diperhatikan. Ditambah panas dan lembab, di daerah tersebut membuat kelenjar ekrin aktif dan mengeluarkan keringat secara berlebihan. Bagian stratum corneum (bagian dari kulit ari) menjadi lunak, kemudian terjadi dekomposisi protein akibat kerja bakteri.
“Hasil kerja bakteri dalam keringat itulah yang menimbulkan bau, yang sering muncul pada telapak kaki,”terang dr. Tina.
Pada kondisi seperti ini, bakteri atau jamur dengan mudah menginfeksi dan bau tak sedap yang ditimbulkan bertambah parah.
Untuk itu, selain kaki perli dirawat dan dijaga kebersihannya, dibutuhkan obat khusus. Menurut dr. Tina, remaja perlu memperhatikan kebersihan kaki, mencuci kaki dengan sabun setelah beraktivitas. Kemudian, “Bilas hingga bersih dan kering. Ganti kaos kaki setiap hari dan pilih kaos kaki dari bahan katun.”
Remaja yang punya kecenderungan kuat menebarkan bau kaki, sebaiknya memakai sepatu yang sedikit terbuka, dan sepatu harus dalam keadaan kering.
Jika terjadi kondisi keringat berlebih, atasi dengan menggunakan antiperspiran (penghambat keluarnya keringat), yang mengandung bahan aktif aluminium klorida atau formaldehid. Biasanya diberikan pada malam hari. Ion aluminium akan membentuk penyumbatan sementara di saluran keringat, dan menghentikan aliran keringat ke permukaan kulit. (jie)