suplemen pembentuk otot picu hepatitis akut

Hati-hati, Suplemen Pembentuk Otot Rentan Picu Hepatitis Akut

Banyak orang berolahraga dengan tujuan menurunkan berat badan sekaligus membentuk otot. Namun tidak jarang mereka yang menginginkan hasil yang cepat menggunakan suplemen untuk membantu membentuk otot. Tetapi CDC mengingatkan bila mereka yang menggunakan suplemen ini lebih rentan alami hepatitis.

Suplemen pembentuk otot atau penurun berat badan bisa dengan gampang didapatkan di marketplace. Atau bila kita membuka media sosial, misalnya Instagram atau Facebook, iklan suplemen-suplemen sejenis banyak sekali muncul.  

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengingatkan bila pemakaian suplemen untuk menurunkan berat badan atau pembentuk otot harus diawasi secara ketat. Berdasarkan studi di Hawaii, mereka yang menggunakan suplemen jenis ini, lebih rentan mengalami hepatitis akut dan gagal hati.

Studi tersebut dipublikasikan 11 Oktober 2013, dalam Morbidity and Mortality Weekly Report. Studi ini dimulai saat tujuh orang yang awalnya sehat, mengalami hepatitis akut berat dan gagal hati antara bulan Mei dan September.

Ketujuh orang tersebut melaporkan, mereka mengonsumsi suplemen pembentuk otot sebelum mulai sakit. Berdasar investigasi di Hawaii, dilaporkan ada 45 kasus yang diduga serupa; 29 orang di antaranya terbukti benar (48% laki-laki, 52% perempuan) dengan usia bervariasi antara 16 – 66 tahun. Data dikumpulkan bulan Mei dan Oktober.

Dari 29 pasien, 24 orang mengatakan menggunakan suplemen selama 60 hari sebelum mulai sakit. Dari jumlah tersebut, 12 orang menggunakan suplemen itu saja, sementara 12 lainnya menggunakan suplemen tersebut bersama suplemen lain.

Gejala yang sering ditemukan adalah hilang nafsu makan, tinja berwarna terang, urin berwarna gelap, dan jaundice (kulit berwarna kekuningan).

Dari 10 pasien yang menjalani biopsi hati, tujuh orang memiliki gambaran yang sesuai dengan hepatitis akibat obat/racun, dengan ditemukannya kerusakan (nekrosis) sel hati dan kolestasis. Kelotasis merupakan kondisi di mana terjadi gangguan aliran empedu. Gangguan tersebut bisa terjadi karena kekurangan cairan empedu atau terdapat sumbatan pada saluran empedu.

Sebanyak 11 pasien akhirnya dirawat di rumah sakit selama satu hingga tujuh hari, satu pasien meninggal, dua pasien menjalani transplantasi hati.

Meski investigasi masih berlanjut dan data ini masih sangat awal, tak ada salahnya untuk berhati-hati dan tetap waspada. CDC menganjurkan para klinisi untuk menanyakan mengenai penggunaan suplemen pada penderita hepatitis akut. (jie)