Gymnema sylvestre, tanaman rambat mirip sirih ini adalah tanaman obat asli India yang banyak dikembangkan di Indonesia karena manfaatnya sebagai herbal antidiabetes.
Di daerah asalnya, India tengah sampai Pakistan, sudah lebih dari 2000 tahun tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional untuk diabetes. Tanaman gymnema dikenal juga sebagai gurmar, yang dalam kitab pengobatan kuno India (Ayurveda) berarti penghancur gula.
Bertahun-tahun lalu, secara tradisional masyarakat India dan Pakistan yang menderita ‘kencing madu’ (sebutan bagi penderita diabetes saat itu) akan mengunyah 1-2 lembar daun gurmar. Zat aktif gymnema membuat lidah tidak peka pada rasa manis dan pahit. Ini berlangsung beberapa jam.
Mereka beranggapan, dengan menghalangi lidah merasakan rasa manis, maka juga akan mengganggu tubuh dalam mencerna gula. Ternyata dalam riset yang dilakukan akhir tahun 1930 efek ini (hipoglikemik) benar-benar terbukti secara ilmiah.
Gymnema ternyata juga dikenal di daerah Maluku dan Bali dengan sebutan sayor, pepe atau utamata.
Riset modern
Gymnema berdaun bulat (elips), bunganya berwarna kuning kecil berbentuk seperti lonceng. Tanaman ini mempunyai kandungan bahan aktif, yaitu asam gymnemat yang diekstrak dari daun dan akar. Dipercayai membantu menurunkan / menyeimbangkan gula darah.
Dalam penelitian ilmiah modern di India tahun 1990-an, gymnema terbukti mampu menurunkan gula darah setelah pemakaian secara kontinyu selama 18-24 bulan. Dalam studi lain pada anak -anak penderita diabetes tipe I yang mengonsumsi ekstrak gymnema bersama suntikan insulin, dosis insulin dapat diturunkan. Ini ditulis dalam buku The Green Pharmacy tahun 1997.
Di pertangahan tahun 2002, percobaan klinis yang dilakukan di Amerika Serikat memberi konfirmasi tambahan bahwa ekstrak gymnema dapat digunakan pada kasus diabetes mellitus tipe 1 (diderita sejak lahir).
Para responden mendapatkan pengurangan penggunaan obat hingga 16%. Pada kelompok responden yang sama juga ditemukan bila gymnema bermanfaat bagi penderita diabetes yang non insulin.
Masih banyak penelitian lain yang menyatakan hal serupa, termasuk pengaruh gymnema pada stres oksidasi dan status antioksidan. Perlu dipahami diabetes berhubungan langsung dengan stres oksidasi di berbagai organ tubuh.
Ekstrak gymnema menurunkan level oksidasi lemak dalam darah sampai 31,7%, di lever 9,9% dan 9,1% di ginjal hewan coba. Studi yang dilakukan oleh Kang MH, dkk., ini dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry 2012.
Ramuan untuk kurus
Si ‘penghancur’ gula ini terbukti memiliki efek menahan kecanduan gula/rasa manis dan nafsu makan. Secara tidak langsung bermanfaat pada menurunkan berat badan.
Dr. Edward Group DC, NP., dari Global Healing Center, AS, menjelaskan berdasarkan studi psikologi dan tingkah laku, responden yang diminta puasa, tapi satu jam sebelum makan diberi ekstrak gymnema, makan lebih sedikit dibanding responden yang tidak mendapat ekstrak gymnema.
Sebuah studi yang dilakukan di Departement of Biology, Sri Venkateswara University, India, memberikan kesimpulan yang mengejutkan. Selama 8 minggu, tim peneliti memberikan ekstrak gymnema pada tikus yang diberi makanan tinggi lemak sehingga obesitas.
Di akhir penelitian didapati bahwa tikus-tikus tersebut justru mengalami penurunan berat badan dan konsumsi makan. Tim peneliti juga mencatat bahwa level kolesterol ‘jahat’ pun turun.
Dr. Edward menambahkan, ekstrak gymnema terbanyak diproduksi dalam bentuk kapsul, walau bentuk bubuk dan teh juga tersedia. “Saat mencari suplemen gymnema, penting untuk melihat bahwa tidak dicampur dengan bahan-bahan pengisi lain. Walau penelitian menunjukkan efek mekanisme penghalang gula, tapi yang terpenting adalah menerapkan diet yang seimbang,” ujarnya. (jie)