diabetes_diet_olahraga_kontrol_gula_darah_batasi_kalori

Diabetesi Perlu Diet dan Olahraga, agar Gula Darah Terkontrol

Mengatur pola makan dan olahraga teratur, perlu dilakukan untuk mengontrol gula darah. Obat perlu, jika diet dan olahraga tidak membuahkan hasil. Makan intinya mengatur jenis, jumlah dan jadwal makan. Asupan kalori perlu dibatasi, sesuai berat badan (BB) dan kondisi lain. Untuk perempuan yakni (25 kal x BB) – faktor koreksi, dan untuk laki-laki (33 kal x BB) – faktor koreksi. Faktor koreksi mencakup BB, intensitas aktivitas, usia dan lain-lain. “Untuk jenisnya, usahakan makanan tinggi serat dan rendah gula, atau karbohidrat sederhana,” terang dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD-KEMD, FINASIM, dari RS Cipto Mangunkusumo. Sedangkan jadwal, yakni 3x makan dan 2x snack.

Perlu asupan nutrisi lengkap dan seimbang, sesuai kondisi. Bila ada hipertensi, konsumsi garam dikurangi. Kolesterol tinggi, asupan lemak dikurangi, dan lain-lain. Sebaiknya diskusi dengan ahli gizi, untuk merumuskan pola makan yang tepat.

Olahraga atau aktivitas fisik penting untuk mengontrol gula darah dan mencegah komplikasi. Menurut situs www.endocrineweb.com, olahraga membuat otot menggunakan gula, dan proses ini membutuhkan insulin. Meski tubuh tidak bisa memroduksi insulin atau terjadi resistensi insulin, gula dalam darah tetap dibakar sehingga kadarnya turun. Olahraga juga membuat sel-sel tubuh lebih efektif menggunakan gula, sehingga resistensi insulin membaik.

Diabetesi berisiko serangan jantung dan stroke, karena pembuluh darahnya rapuh sehingga mudah terbentuk plak (sklerosis) yang membuat pembuluh darah menyempit. Olahraga  menjaga kadar kolesterol, sehingga mencegah terbentuknya sklerosis dan menurunkan tekanan darah, sehingga serangan jantung dan stroke bisa dihindari. Jantung akan kuat dan sehat, sirkulasi darah membaik. Diabetesi sering mengalami gangguan sirkulasi darah, yang berujung pada neuropati diabetes. Olahraga teratur membakar kalori dan lemak, sehingga BB stabil.

Ingat FIT = Frekuensi, Intensitas, Tipe. Lakukan latihan 30-45 menit, 3-5x seminggu (total 150 menit/minggu), “Jeda antar latihan tidak lebih dari dua hari berturut-turut.” Intensitas olahraga moderat (sedang). Rumusnya: denyut nadi mencapai 50-70% dari 220 dikurang usia. Bila usia 50 tahun, maka (220-50) x 50%-70% maka denyut nadi maksimal 85-119/detik. Olahraga yang baik adalah aerobik, yakni yang dilakukan dengan gerakan ritmik (berulang-ulang), dengan kecepatan sedang sehingga tetap bisa bernafas dengan baik (tidak ngos-ngosan). Misalnya jalan kaki, jogging, bersepeda santai dan berenang.

Ini berlaku bagi diabetesi yang masih sehat. Bila sudah ada komplikasi apalagi ke ginjal, harus disesuaikan; diskusikan dengan dokter. “Lakukan pemeriksaan gula darah sebelum dan sesudah latihan,” tegas dr. Tri Juli Edi Tarigan. Bila gula darah <100 mg/dL, konsumsi sumber karbohidrat sebelum berlatih, dan bila >250 mg/dL sebaiknya latihan ditunda dulu. (nid)

 

Baca juga: Memonitor Gula Darah Sendiri

Ilustrasi: Photo Mix from Pixabay