Sungguh menakutkan kalau hal ini sampai terjadi: kasus Covid-19 naik tak terkendali, rumah sakit penuh dan jumlah kematian melonjak tinggi. Banyak pihak merasa kuatir dan berdoa, agar “situasi mirip di India” tidak sampai terjadi di Indonesia.
Melalui TV dan media sosial bisa dilihat, ribuan pemudik bersepeda motor menerobos penyekatan tim gabungan, sementara tempat rekreasi di sejumlah daerah dipadati pengunjung selama libur Lebaran. Situasi rawan diperkirakan akan terjadi, saat para pemudik kembali ke kota. Potensi naiknya kasus positif Covid-19, menurut Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, “Dapat terjadi dua pekan setelah libur Lebaran.” Ya, beberapa hari lagi.
Menurut Jubir Wiku, sejumlah faktor berpotensi menaikkan angka kasus Covid-19. Positivity rate naik dan jumlah pemeriksaan spesimen menurun, karena libur Lebaran. "Minggu depan berpotensi akan terjadi kenaikan kasus," ujarnya saat rapat koordinasi penanganan Covid-19 secara virtual, Minggu 16 Mei 2021. “Pemerintah pusat dan daerah perlu bekerja keras untuk menangani dampak liburan panjang Lebaran. Potensi kenaikan kasus sangat tinggi. Penyekatan dan screening saat arus balik, harus benar-benar efektif."
Sampai 16 Mei 2021, terjadi penambahan 3.080 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Dengan penambahan ini, jumlah total kasus menjadi 1.739.750 orang; terhitung sejak pasien pertama 2 Maret 2020. Angka kematian ternyata juga naik. "Persentase kematian meningkat beberapa minggu terakhir. Semua daerah perlu mencermati, mengevaluasi dan mempelajari kenapa terjadi kenaikan kematian," ujar Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo.
Data yang dihimpun Satgas, pada 15 Mei 2021 angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia 2,76 persen dari total kasus. Angka ini lebih tinggi dari angka rata-rata dunia yang 2,07 persen. “Perlu dipastikan, tingginya angka kematian karena pasien terlambat mendapat perawatan atau stok obat mulai berkurang. Mungkin ada faktor komorbid yang relatif tinggi di suatu daerah atau kelompok lansia, yang masuk kategori rentan," tutur Doni.
Kenaikan angka kematian terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan, Bali, Aceh, DKI Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Lampung, Banten, NTT, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Yogyakarta, NTB, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Maluku dan Kalimantan Barat.
Ada pun angka kenaikan kasus terjadi di 9 provinsi, antara lain Aceh, Sumatera Barat, NTB, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah. Untuk persentase tingkat penggunaan tempat tidur di RS atau bed occupancy ratio (BOR), ada 3 provinsi yang mencapai angka di atas 50 persen, yakni Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Utara. "Sebanyak 31 provinsi lain BOR-nya masih di bawah 50 persen," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah Dewi.
Dewi mengungkapkan, sebanyak 20 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan angka kematian akibat Covid-19. Data ini berdasarkan catatan Satgas hingga 15 Mei 2021. "Ada 20 provinsi mengalami kenaikan angka kematian. Ini berkontribusi dalam kenaikan persentase angka kematian secara nasional sebesar 0,02 persen dalam 6 hari terakhir," ujarnya. Satgas mencatat persentase angka kematian nasional naik dari 2,74 persen menjadi 2,76 persen.
Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi “situasi mirip di India”, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Gunadi melakukan antisipasi. Pasca libur panjang Idul Fitri 1442 Hijriah, tracing akan dilakukan secara masif untuk identifikasi mutasi baru virus Corona. “Libur panjang Lebaran berpotensi melonjakkan kasus COVID-19 sebanyak 30 - 80 persen. Sebanyak 50 ribu dari total 70 ribu tempat tidur disiagakan, untuk pasien isolasi,” ujarnya.
Data-data yang ditemukan harus dijadikan referensi. “Kita masih harus kerja keras setidaknya 2 – 3 minggu ke depan, agar kasus Covid-19 bisa terkendali dengan baik," ujar Doni. Diakui, penanganan Covid-19 setelah libur Idul Fitri 1442 H menjadi tantangan tersendiri.
Menkes sendiri memastikan bahwa stok obat-obatan dan ketersediaan tenaga kesehatan di rumah sakit, telah disiapkan. Ia berharap, "Semoga pasca Lebaran ini kenaikan kasus tidak terlalu tinggi, sehingga cadangan tempat tidur isolasi dan ruang ICU tidak sampai penuh," ujarnya. (sur)