Diet tidak harus menyiksa. Dengan pemilihan dan variasi makanan serta teknik pengolahan yang benar, diet terasa menyenangkan.
Khusus penderita sakit jantung, butuh menerapkan metode diet tertentu, untuk mencegah perburukan kondisi jantung, khususnya pembuluh darah koroner.
Menurut Yudi S. Budiman, Kepala Quality Control Bagian Dapur RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, saat penderita sedang masa perawatan di rumah sakit, segala makanan disiapkan; dengan asumsi sudah disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi yang dianjurkan.
“Sering terjadi dokter lupa merujuk ke ahli gizi setelah pasien diperbolehkan pulang. Orang di rumah bingung, apa yang harus disajikan kepada pasien. Ada saran, makan apa saja tapi sedikit-sedikit. Nah, pengertian ‘sedikit’ untuk tiap orang berbeda,” terang Yudi.
Selama di rumah sakit, pasien makan apa yang disediakan karena ingin sehat. Sesampainya di rumah, asumsinya sudah sehat, sehingga kerap kali kembali ke kebiasaan lama. Bila ikhtiarnya benar, sampai rumah pola makan diatur, saat konsultasi ke dokter, dosis obat makin lama dikurangi lalu bisa dihentikan. Itu yang benar.
Pasien penyakit jantung dan penyakit lain yang berhubungan dengan kelebihan berat badan, dianjurkan jangan banyak makan makanan berlemak, terutama yang digoreng. “Pengertian tidak digoreng, berarti makanan direbus atau dikukus. Pasti pasien bosan. Diet harus enak. Agar enak, masakan bisa ditumis, dikukus, dipanggang. Menu Eropa, Jepang, Indonesia, semua boleh,” tukas Yudi.
Tanpa menggoreng
Penderita sakit jantung sangat disarankan mengurangi gorengan. Sebenarnya, ada teknik menggoreng yang aman.
Menggoreng sejatinya mengubah bahan mentah agar enak, menggunakan unsur panas. Panas akan mengubah struktur molekul; yang tadinya baik bisa menjadi racun bila suhunya tidak tepat. Racun dalam kimia pangan ada dua: bersifat karsinogenik yang menyebabkan kanker, dan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini.
Bagaimana agar makanan tetap garing (digoreng) tapi tidak menjadi racun? “Saat menggoreng, biasanya kita panaskan minyak, lalu masukkan bahan makanan. Kita ubah. Bumbui ikan atau ayam, lalu panggang sampai garing tanpa minyak.
“Bila tidak ada teflon, cukup lapisi penggorengan dengan daun pisang. Panggang hingga kecoklatan; namanya cracking. Ini menutup pori-pori permukaan makanan sehingga jus di dalam lauk tidak keluar semua, dan nilai gizinya tertahan. Lauk bisa langsung dipanggang, atau kalau ayam bisa diungkep dulu.
“Agar seperti digoreng, ada dua teknik. Saat masih di teflon, olesi lauk dengan minyak sehat (minyak jagung, biji bunga matahari, dan lain-lain). Lebih mahal, tapi pemakaiannya irit. Cara kedua, masukkan sedikit minyak ke penggorengan. Setelah suhunya agak panas, kecilkan api, masukkan lauk. Selesai. Tidak ada minyak jelantah,” urai Yudi. (nid-jie)
Baca juga : 6 Langkah Agar Sukses Melakukan Diet