Belimbing, buah yang dalam bahasa Inggris disebut star fruit ini dapat dibilang menjadi ‘bintangnya’ buah-buahan. Kandungan vitamin C-nya lebih tinggi dari jeruk tetapi dengan kalori yang lebih sedikit.
Belimbing (Averrhoacarambola) adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara, ditanam mulai dari China Selatan, India sampai Indonesia.
Dalam satu buahnya mampu mencukupi 76% kebutuhan vitamin C harian kita. Sebagaimana diketahui vitamin C membantu menjaga sistem imun tubuh. Ia juga dibutuhkan untuk pembentukkan kolagen di tulang, otot, pembuluh darah sampai membantu penyerapan zat besi.
Melihat lebih dalam kandungannya, belimbing memiliki komponen nutrisi penting lainnya seperti serat, tembaga, asam pantotenik dan potasium (yang dapat mencegah kram otot jika ditambahkan dalam sirkulasi darah).Vitamin B kompleks seperti asam folat, riboflavin dan piridoksin (vitamin B6) juga terdapat di dalamnya.
Memiliki fitokimia (zat kimia tumbuhan) seperti quercetin, epicatechin dan asam gallic yang menunjukkan aktivitas perlindungan/pencegahan penyakit jantung dan stroke.
Penelitian pada belimbing
Salah satu studi pada belimbing dilakukan oleh Muneaki Hidaka, Keishi Yamasaki, dkk. Mereka membandingkan belimbing dengan beberapa buah tropis lainnya yang memiliki mekanisme penghambat aktifitas midazolam hydroxylase pada CYP3A (zat kimia yang ada pada obat, pestisida atau zat yang bersifat karsinogen).
Buah yang diteliti tersebut antara lain buah naga, kiwi, mangga, delima, rambutan, markisa, papaya dan belimbing.
Didapati jus buah belimbing memiliki aktifitas penghambat CYP3A yang paling baik. Pada penelitian lain menunjukkan belimbing memiliki manfaat jika digunakan pada kelainan kulit akibat efek anti-inflamasinya.
Seratnya mampu memperlambat penyerapan karbohidrat sehingga signifikan menurunkan gula darah. Serat juga diketahui bisa mencegah penyakit kardiovaskular dengan menurunkan kadar trigliserida dan total kolesterol.
Salah satu penelitian lain adalah pada“saudaranya” sesama belimbing, yakni belimbing wuluh. Kandungan flavanoid yang mirip dengan belimbing manis juga menunjukkan aktivitas pencegahan / penurunan kolesterol.
Penelitian tersebut dilakukan Samsudin Surialaga, Diah Dhianawaty, Anna Martiana, dkk., dari Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung pada tikus.
Diketahui dalam satu buah belimbing (sekitar 125 gram) mengandung sekitar 5 gram serat. Serat mampu mencegah penyerapan LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol ‘jahat’ dan sekaligus melindungi usus besar dari zat racun.
Pektin (salah satu jenis karbohidrat kompleks alamiah) dalam belimbing mampu mengikat kolesterol dan asam empedu di usus, kemudian membantu mengeluarkannya, sehingga ikut menurunkan kadar kolesterol dan melancarkan pencernaan. (jie)