Malam pergantian tahun kerap dihabiskan dengan bakar-bakar daging, mungkin sate, ikan bakar atau barbeque daging sapi. Penelitian mengatakan, daging yang dipanggang atau dimasak pada suhu tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi; terlepas dari jumlah total yang dikonsumsi. Risikonya meningkat bersama dengan meningkatnya kematangan daging.
“Pada orang yang mengonsumsi daging merah, ayam, atau ikan secara teratur, temuan kami menyiratkan bahwa menghindari memasak dengan api terbuka dan/atau suhu tinggi, termasuk memanggang, dapat membantu mengurangi risiko hipertensi,” kata Gang Liu, PhD, peneliti pascadoktoral di Departemen Nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health di Boston, Massachusetts, AS.
Dilansir dari ethicaldigest.com, makanan yang dipanggang diketahui menyebabkan pembentukan bahan kimia, yang dapat menjadi karsinogenik. Penelitian sebelumnya tidak menunjukkan risiko hipertensi, namun suatu mekanisme bisa menjelaskan mengapa orang yang mengonsumsi makanan yang dipanggang tinggi berisiko hipertensi.
“Meski alasan yang pasti masih belum jelas, bukti-bukti menunjukkan bahwa mengolah daging pada suhu tinggi dapat menghasilkan beberapa bahan kimia berbahaya. Termasuk heterocyclic aromatic amines (HAAs), polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) dan advanced glycation end products (AGEs), yang dapat memicu stres oksidatif, peradangan dan resistensi insulin pada hewan percobaan, “kata Liu. “Ini dapat meningkatkan risiko berkembangnya hipertensi.”
Untuk melihat lebih dekat pada hubungan tersebut, Liu dan rekannya mengevaluasi data 32.925 wanita dan 53.852 pria tanpa hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker pada awal penelitian. Dalam perjalanan penelitian (yang rata-rata memakan waktu 12-16 tahun), didapati 37.123 orang mengalami hipertensi.
Di antara mereka yang mengonsumsi dua porsi atau lebih per minggu daging merah, ayam atau ikan, yang dimasak dengan metode api terbuka atau suhu tinggi, termasuk memanggang, berisiko 15 kali lebih tinggi memiliki hipertensi, dibanding mereka yang mengonsumsi makanan dengan cara yang sama, tapi dengan frekuensi lebih sedikit (<4x sebulan).
Dalam analisis lebih lanjut terhadap tingkat kematangan daging, mereka yang lebih suka mengonsumsi daging merah atau putih yang sangat matang berisiko hipertensi lebih tinggi, dibanding yang mengonsumsi daging atau ikan yang kurang matang.
Analisis lebih lebih lanjut terhadap kelompok makanan tertentu menunjukkan, risiko hipertensi lebih tinggi pada daging atau ikan yang diproses dalam suhu tertinggi, dibanding suhu terendah.
Baca juga : Hidangan Lezat Untuk Penyandang Hipertensi