CDC (Centers for Disease Control and Prevention) melaporkan adanya peningkatan kasus penggunaan cairan pemutih (bleaching) yang salah sebagai disinfektan. Ini terjadi setelah data mengungkapkan tingginya panggilan (telepon) ke otoritas pengendalian racun hingga 20%, dibadingkan tahun sebelumnya.
Survei baru pada 502 orang menemukan bila 39% mengaku melakukan kegiatan berisiko tinggi dalam upaya mendisinfeksi rumah mereka. Kegiatan tersebut termasuk mencuci buah dan sayuran dengan cairan pemutih, sengaja menghirup produk pembersih dan disinfektan, dan mengaplikasikan produk-produk itu di kulit mereka.
Sebagian besar partisipan, yang lebih dari separuhnya adalah wanita dan 63% berkulit putih, tidak memahami cara menyimpan dan menggunakan bahan pembersih – yang juga beracun – tersebut dengan aman.
Hanya 54% responden yang berpikiran untuk menjauhkan hand sanitizer dari jangkauan anak-anak, dan hanya sedikit yang tahu bahwa cairan pemutih tidak boleh dicampur dengan ammonia atau cuka. Proses pencampuran tersebut akan menghasilkan gas yang berisiko merusak jaringan paru-paru ketika terhirup.
Mengklaim tahu cara aman membersihkan rumah
Seperempat (25%) responden melaporkan setidaknya sekali mengalami efek samping dari pemakaian cairan disinfektan dengan sembarangan, seperti iritasi kulit atau mata, dan perasaan tidak nyaman di perut.
Walau begitu, sebagian besar responden masih mengatakan mereka tahu cara membersihkan dan mendisinfeksi rumah mereka dengan aman; 51% responden sangat setuju bahwa mereka tahu cara aman membersihkan rumah, dan 31% agak setuju dengan penilaian ini.
Berdasarkan laporan tersebut, CDC tidak yakin masyarakat awam memahami cara aman membersihkan rumah mereka. Penulis penelitian bahkan menyerukan ini bukan hanya tentang apa yang harus dilakukan, tetapi juga apa yang tidak boleh dilakukan.
“Survei ini mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan yang penting dalam penggunaan produk pembersih dan disinfektan yang aman di antara orang dewasa di AS,” tulis peneliti.
Mereka juga menambahkan, “Kesenjangan terbesar ditemukan dalam pengetahuan tentang persiapan produk pembersih dan disinfektan yang aman, dan tentang cara penyimpanan hand sanitizer agar tidak gampang dijangkau anak-anak.”
Mereka merekomendasikan praktik yang aman dalam pencegahan COVID-19, dan memperingatkan orang-orang tentang pentingnya membaca label, serta menghindari pencampuran produk kimia. (jie)