“Ke belakang” bisa jadi masalah sepele. Tapi, bayangkan kalau kita tidak bisa buang air besar (BAB) selama berhari-hari. Berarti, selama ini kita membawa “sampah” ke mana-mana, membuat perut terasa tidak enak, napas bau dan kulit bisa gatal-gatal.
Susah BAB atau sembelit (konstipasi) terjadi ketika pergerakan usus besar melambat atau karena hal lain. Pada sebagaian orang, usus besar bisa bergerak tiga kali sehari, sementara pada yang lain mungkin hanya 1-3 kali seminggu. Jika periodenya lebih lama dari 3 hari, feses akan menjadi keras dan sulit keluar.
Tercatat wanita lebih kerap mengalami sembelit dibanding pria. Selain itu mereka yang berusia di atas 65 tahun (lansia) juga kerap mengeluhkan hal yang sama.
Banyak hal yang dapat menyebabkan sembelit, seperti kurang asupan air dan serat, gangguan pola makan – seperti saat traveling, kurang aktivitas fisik, terlalu banyak mengonsumsi dairy products (susu dan produk turunannya) atau stres.
American Dietetic Association merekomendasikan konsumsi serat sebanyak 20-35 gram/hari. Dan dr. Brunilda Nazario, MD menyatakan, “Untuk mencegah konstipasi, cobalah perbanyak makanan kaya serat seperti apel, rasberries, wortel, brokoli atau dari golongan biji-bijian dalam diet Anda.
“Meningkatkan asupan serat dapat membantu melembutkan kotoran. Pastikan untuk menambahkan serat secara bertahap, hingga tubuh terbiasa. Juga, pastikan jangan pelit untuk minum dan olaraga teratur.”
Serat dan lidah buaya
Serat – baik larut air maupun tidak – merupakan bagian dari buah, sayur dan biji-bijian yang tidak bisa diolah oleh tubuh.
Serat terlarut dapat bercampur dengan air, dan melalui proses pencernaan berubah menjadi gel. Sementara serat tak terlarut melewati pencernaan hampir tanpa berubah bentuk. Keduanya membantu mencegah feses menjadi keras dan kering, hingga mudah dikeluarkan.
Dr. Denis Burkitt yang terkenal sebagai “the fiber man” pada 1970-an telah memrediksikan, akan banyak pasien datang ke rumah sakit karena masalah pergerakan usus besar. Mereka yang asupan seratnya tinggi, frekuensi “ke belakang” lebih sering dan relatif jarang sakit.
Selain memperbanyak mengonsumsi serat, sembelit dapat diatasi dengan mengonsumi jus lidah buaya karena ia bersifat laxatif (merangsang pergerakan usus besar).
Lidah buaya mengandung antrakuinon glycosidesaloin A dan B, yang membantu pergerakan usus, sehingga sering digunakan sebagai obat pencahar yang kuat. Uniknya, lidah buaya jika dikonsumsi saat diare justru berefek mengurangi rasa ingin “ke belakang”.
Lidah buaya ini juga memiliki zat aloemodyne dan allomitin yang membantu menyembuhkan jaringan dalam kasus gastritis atau maag akibat produksi asam lambung berlebihan.
Kandungan senyawa biologis aktif lain, seperti mannans asetat, polymannans dan berbagai lektin, bermanfaat sebagai antiseptik dan antibakteri. Mengonsumsi ekstrak lidah buaya, dapat membunuh bakteri jahat yang ada di usus besar dan membuat usus lebih sehat. (jie)