Ancaman Hipotermia saat Banjir
banjir_hipotermia

Ancaman Hipotermia saat Banjir

Jangan dikira hipotermia hanya dialami oleh pendaki gunung atau mereka yang tinggal di daerah bersalju dengan udara mendekati atau bahkan minus 0. Hujan deras selama 18 jam di Jabodetabek di penghujung 2019 hingga awal tahun 2020, juga bisa menyebabkan hipotermia. Terlebih bila lingkungan kita kebanjiran.

Suhu tubuh manusia berkisar 37oC. Disebut hipotermia bila suhu tubuh turun hingga <35oC dalam waktu cepat. Hipotermia terjadi saat tubuh kehilangan panas lebih banyak dan lebih cepat ketimbang yang bisa diserap atau dihasilkan. Ini bisa terjadi saat kita terpapar udara dingin dalam waktu lama. Terperangkap dalam hujan, lingkungan yang basah, atau angin bisa menurunkan suhu tubuh dengan cepat, sehingga kita berisiko mengalami hipotermia. Hipotermia adalah salah satu kondisi yang mengintai saat banjir, khususnya pada anak-anak.

 

Bahaya hipotermia

Tubuh membutuhkan panas agar organ-organ bisa berfungsi dengan baik. saat suhu tubuh drop, jantung, sistem saraf, dan organ-organ lain tidak bisa bekerja dengan normal. suhu tubuh yang terlalu rendah memengaruhi kinerja otak, membuat korban hipotermia tidak bisa berpikir jernih atau bergerak dengan baik.

Bila tidak segera ditangani, hipotermia bisa menyebabkan gagal jantung dan sistem pernapasan. Akhirnya, bisa terjadi kematian. Terganggunya kemampuan otak untuk berpikir bisa membuat korban hipotermia bahkan tidak menyadari bahwa ia mengalami hipotermia, sehingga tidak berbuat apa-apa untuk mengatasinya. Tanpa pertolongan dari orang lain, keselamatannya terancam.

Bayi dan orang lanjut usia adalah kelompok usia yang paling rentan mengalami hipotermia, karena kemampuan tubuh mereka meregulasi (mengatur) suhu tubuh kurang baik. Maka saat terjadi banjir, merekalah yang harus diprioritaskan untuk tetap hangat.

Kelompok lain yang lebih berisiko terhadap hipotermia yakni mereka dengan malnutrisi, hipoglikemia, dan kelainan endokrin. Kelainan kulit seperti psoriasis dan luka bakar memperhebat hilangnya panas tubuh. Adapun kecelakaan serebrovaskular, kelainan neurodegenerative, dan penyalahgunaan obat bisa mengganggu fungsi termoregulasi di hipotalamus otak. Orang-orang dengan kondisi tersebut lebih rentan hipotermia. Orang dengan demensia dan gangguan psikiatri memerlukan perhatian lebih karena mungkin tidak sadar bahwa dirinya mengalami hipotermia.

 

Segera hangatkan tubuh

Pencegahan dan penanganan utama hipotermia yakni menghangatkan tubuh kembali ke suhu normal. Gantilah pakaian yang basah dengan pakaian kering. Kenakan jaket atau selimut untuk memerangkap panas tubuh. Sebisa mungkin hindari berada di tempat dingin atau basah/berangin.

Duduklah di kursi atau tempat lain yang lebih hangat, jangan di lantai. Alasi lantai minimal dengan tikar, bila terpaksa duduk di lantai. Bila memungkinkan, beradalah sedekat mungkin dengan sumber panas, misalnya kompor atau lampu. Konsumsilah makanan dan minuman hangat. Berdekatan dengan orang lain bisa membantu menjaga panas tubuh.

Hal-hal di atas bisa dilakukan untuk diri sendiri maupun untuk menolong orang lain terhindar dari hipotermia. Segera minta pertolongan bila mengalami hipotermia atau melihat orang yang mengalaminya. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by Arek Socha from Pixabay