5 Jenis Cacing yang Paling Sering Menyebabkan Cacingan
cacingan

5 Jenis Cacing yang Paling Sering Menyebabkan Cacingan

Telur cacing ada di mana-mana. Di udara, telur cacing bisa bercampur dengan debu, lalu diterbangkan angin dan menempel pada makanan minuman yang dibiarkan terbuka. Setidaknya, ada 5 jenis cacing yang jamak menyebabkan cacingan.

Cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), cacing ini paling jamak menginfeksi manusia. Berwarna merah muda atau putih. Cacing gelang dewasa bisa tumbuh sampai 30 cm, dapat hidup sampai 2 tahun.

Setelah telurnya tertertelan dan masuk ke usus, telur menetas menjadi larva dan  menyebabkan sindrom Loeffler Yakni kumpulan tanda seperti demam dan sesak nafas. Saat sudah dewasa, cacing ini menyebabkan gejala khas seperti tidak nafsu makan, mual, muntah, diare dan konstipasi. Bila masuk ke saluran empedu, dapat menyebabkan kolik.

Saat tumbuh dewasa, cacing akan kawin dan bertelur. Betinanya dapat bertelur sampai 200.000 butir sehari, dan keluar bersama tinja. Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat / hari.

Cacing cambuk (Trichuris trichiura). Ditularkan melalui konsumsi daging hewan mentah atau setengah matang, yang mengandung larva cacing. Larva masuk ke usus kecil, menembus mukosa (lapisan dinding usus) dan menjadi dewasa dalam 6-8 hari.

Cacing betina dewasa melepaskan larva yang bisa bertahan hidup sampai 6 minggu. Larva yang baru lahir, bermigrasi melalui aliran darah dan jaringan tubuh, dan akhirnya  bertahan di sel otot rangka lurik. Gejala infeksi cacing cambuk: edema, nyeri otot, dan demam.

Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus). Center for Disease Control (CDC), Amerika Serikat, menyebutkan cacing tambang dewasa berkembang di usus kecil manusia. Cacing ini melekatkan diri ke dinding usus dengan mulutnya. Di sana cacing ini makan dan menyebabkan perdarahan di usus. Infeksi cacing tambang biasanya tidak spesifik berupa anemia, mual, sakit perut dan diare.

Cacing kremi (Enterobius vermicularis). Di tubuh manusia, cacing kremi selalu berpindah-pindah. Awalnya tinggal di usus 12 jari. Setelah berubah menjadi larva, pindah ke usus tengah yang merupakan bagian atas sistem penyerapan nutrisi. Setelah dewasa, bermigrasi ke anus, bergerombol dan menyebabkan rasa gatal. Sebagian akan keluar bersama feses. Bisa “tersesat” masuk vagina dan bertelur di sana, menyebabkan rasa gatal dan radang di daerah Miss V.

Cacing pita (Taenia saginata dan Taenia solium). Inang cacing ini bisa berasal dari sapi (Taenia saginata) atau babi (Taenia solium). Cacing ini masuk ke tubuh manusia lewat konsumsi daging yang tidak matang. Enzim-enzim pencernaan akan memecah kista dan melepaskan larva cacing. Selanjutnya, larva tersebut menempel di usus dan berkembang hingga mencapai panjang 5 m dalam 3 bulan. 

Kista dapat terbentuk di mata, otak atau otot, dan menyebabkan masalah serius. Jika tubuh membunuh parasit ini, garam kalsium akan membentuk batu kecil di jaringan lunak yang dapat mengganggu kesehatan. (jie)

____________________________________________

Ilustrasi: Tree photo created by jcomp - www.freepik.com