sleep inertia mempengaruhi kondisi ketika bangun tidur

3 Tips Mengatasi Sleep Inertia

Semangat pagi sahabatku semua, apa kabarnya hari ini?

Semoga hari ini Anda berada dalam keadaan sehat, ceria dan bahagia. Aamiin.

Pernahkah Anda mengalami peristiwa kurang menyenangkan di pagi hari? Badan terasa remuk redam ketika bangun tidur. Pikiran kalut tanpa alasan jelas dan ujung-ujungnya uring-uringan tanpa sebab.

Hal semacam ini bisa mengganggu kebahagiaan Anda dan anggota keluarga, yang kebetulan sedang berada dekat dengan Anda.

Sebenarnya, fenomena apakah itu dan apa penyebabnya?

Menurut sebuah artikel dalam Sleep Medicine Reviews, peristiwa semacam itu dikenal dengan istilah sleep inertia atau tidur inersia.

Tidur inersia digambarkan sebagai kondisi transisi, antara tidur dan bangun, ditandai dengan gangguan psikomotor, penurunan kognitif, dan keinginan untuk kembali tidur.

Seperti kita ketahui, gelombang pikiran manusia dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
1. Beta (sadar)
2. Alfa (khusyuk)
3. Tetha (sangat khusyuk)
4. Delta (tidur)

Saat bangun tidur, umumnya kita perlu waktu untuk berpindah dari gelombang delta menuju beta. Seringkali kita menyebutnya sebagai momen “mengumpulkan nyawa”, sebelum mulai beraktivitas. Berapa lama sebenarnya, waktu untuk “mengumpulkan nyawa” yang wajar?

Tiap orang berbeda-beda, tergantung kondisi pikiran dan kesehatan fisik masing-masing. Menurut sebuah studi, sleep inertia bisa hilang dalam waktu 15 menit, 30 menit, namun ada juga yang sampai 1 jam setelah bangun tidur.

Gejala sleep inertia meliputi rasa kantuk, pusing, dan sulit konsentrasi. Pada situasi ini, kita bakal sulit mengambil keputusan, melakukan kegiatan yang sifatnya kompleks, grogi secara mental, atau ada keinginan kuat untuk tidur lagi. Sangat berbahaya kalau Anda kebetulan sedang memiliki jadwal kerja harian yang ketat!

Penyebab Sleep Inertia
Menurut sebuah studi dalam jurnal Nature and Science of Sleep tahun 2019, ada beberapa kemungkinan penyebab sleep inertia secara fisiologis. Yaitu terjadinya reaktivasi otak yang lebih lambat dan aliran darah melambat di otak (setelah bangun tidur).

Sedangkan menurut PsyPost, secara psikologis penurunan kinerja kognitif kita selama sleep inertia berhubungan dengan peningkataan aktivitas gelombang otak delta. Dengan kata lain, tubuh kita sudah mulai aktif (sadar), sementara gelombang pikiran kita masih berada pada posisi delta (tidur).

Sementara menurut teori Self Discrepancy, yang dikembangkan oleh Edward Tory Higgins pada tahun 1987, pada prinsipnya dalam diri kita akan selalu muncul dua entitas, dua ‘aku’. Aku pertama merupakan “aku aktual” atau diri kita apa adanya sekarang, dengan standar yang diinternalisasi berdasarkan pengalaman hidup kita. Aku kedua adalah “aku ideal”, atau kondisi yang menurut kita  “seharusnya” sudah tercapai sekarang ini.

Masalah biasanya berupa emosi negatif timbul, ketika terdapat jarak antara aku ideal dan aku aktual. Semakin jauh jaraknya, semakin negatif emosi yang muncul. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, hal ini akan  mempengaruhi kondisi fisik kita.

Terdapat tiga fase metastase kondisi, akibat ketidaksesuaian antara diri aktual dan diri ideal ini:

1. Kondisi emosional yang tidak stabil, mudah marah, uring-uringan, dll.

2. Mimpi buruk yang membuat tidur tidak nyenyak, bisa juga memunculkan sleep inertia

3. Psikosomatis atau gangguan kesehatan fisik, yang disebabkan oleh gangguan psikologis

Untuk menghindarkan terjadinya gangguan psikologis dan fisiologis di atas, yang perlu dilakukan adalah mendamaikan antara diri ideal dengan diri aktual. Banyak teori mengenai hal ini, namun pada kesempatan yang baik ini, saya akan berbagi tips yang sangat mudah, namun powerful.

1. Setiap menjelang tidur, ucapkan terimakasih kepada seluruh tubuh Anda, dimulai dari telapak kaki sampai kepala. Lakukan hal ini secara perlahan dan bertahap pada tiap bagian tubuh, sampai Anda jatuh tertidur.

2. Pagi hari, begitu mata Anda terbuka, jangan langsung bangun. Ketika mata masih malas untuk dibuka, langkah pertama yang perlu Anda ambil adalah TERSENYUM. Maksud saya, ternsenyum di sini adalah membentuk bibir Anda seperti huruf U besar. Anda bisa menggigit jari secara melintang jika masih kesulitan juga. Lakukan hal ini paling tidak selama 3 menit.

3. Setelah itu, Anda bisa duduk dan mulai melakukan mindful breathing. Caranya adalah menarik dan mengeluarkan nafas dari hidung, masing-masing selama 5 hitungan. Pernafasan yang digunakan adalah pernafasan perut, ditandai dengan perut yang mengembang ketika Anda menarik nafas, dan sebaliknya. Selama menarik nafas, coba hadirkan cinta Tuhan dalam hati Anda. Bagi Anda yang muslim, bisa menyebut Asmaul Husna. Dan ketika mengeluarkan nafas, nikmati perasaan syukur akan indahnya hidup ini. Bagi Anda yang muslim, bisa mengucap hamdalah.

Sahabatku yang berbahagia, itu adalah cara saya memaknai hidup, dan menghindarkan diri dari sleep inertia, serta gangguan emosi negatif yang mungkin menyerang dalam keseharian saya.

Anda bisa mencoba tiga tips praktis tersebut, dan rasakan semangat yang membara sejak Anda bangun pagi. Semoga bermanfaat.

Hari Dewanto
Founder Cafe Therapy

www.thecafetherapy.com