Menyongsong tantanan normal baru (new normal) kita dituntut untuk bisa beradaptasi dengan COVID-19. Menjaga daya tahan tubuh tidak pernah menjadi sedemikian pentingnya, apalagi ketika kita sudah mulai masuk kerja di masa pandemi COVID-19.
Hingga saat ini penelitian tentang vaksin atau obat antivirus COVID-19 masih terus berlanjut. Yang terbaru riset mengatakan bila hidroklorokuin (obat antimalaria) tidak bermanfaat untuk mencegah infeksi COVID-19. Sementara vaksin diperkirakan baru ada pada akhir tahun ini, atau awal tahun 2021.
Kondisi ini menyisakan satu-satunya harapan pada daya tahan tubuh, jika imunitas optimal maka kitapun mampu melawan infeksi virus corona, yang pada dasarnya adalah self limiting diseases (penyakit yang bisa sembuh sendiri).
Apalagi saat perkatoran sudah mulai beroperasi – seperti di DKI Jakarta dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, artinya membuka peluang lebih besar untuk berada dalam suatu lingkungan dengan banyak orang.
Sport Nutritionist & Disease Prevention, Emilia Achmadi, MS, RDN, mengemukakan, “Semakin baik daya tahan tubuh seseorang, maka semakin kuat tubuhnya dalam melawan berbagai penyakit infeksi. Seseorang dengan sistem pertahanan tubuh yang prima, memiliki respon imun yang baik di mana tubuhnya dapat segera memproduksi antibodi ketika antigen terdeteksi.
“Oleh karenanya, masyarakat dihimbau untuk mengonsumsi nutrisi yang sehat dan seimbang, serta menjalani pola hidup sehat agar imunitas tetap terjaga, terlebih lagi saat ini di mana ancaman paparan COVID-19 sedang tinggi.”
Berikut beberapa bahan alami yang terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh :
Jinten hitam (habbatussauda)
Herbal yang punya nama ilmiah nigella sativa ini terkenal dengan julukannya sebagai ‘penyembuh segala penyakit’.
“Habbatusauda termasuk dalam kelompok imunostimula fitogenik yang membantu membentuk dan memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta berfungsi sebagai antibakteri, anti-inflamasi, anti-infeksi dan antioksidan,” terang Emilia.
Beberapa riset juga menunjukkan manfaat tumbuhan ini untuk saluran napas. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Cuneyt Tayman, dkk dari Department of Neonatology, GATA Military School of Medicine, Ankara, Turki didapati bahwa minyak jinten hitam mampu mengurangi cedera paru pada tikus yang disebabkan oleh hiperoksia (kadar oksigen yang terlalu tinggi).
Riset lain dalam Chinese Journal of Natural Medicine (2016) menyebutkan minyak habbatussauda bisa mengurangi gejala alergi berupa penyumbatan hidung, hidung gatal, hidung berair dan bersin-bersin setelah dua minggu penggunaan.
Madu
Selain sebagai sumber energi, madu alami (mel depuratum) juga bermanfaat untuk meningkatkan imunitas dan mempercepat proses pemulihan.
Riset yang dilakukan di Malaysia (dipublikasikan di Annals of Saudi Medicine 2013) menyatakan manfaat madu dosis tinggi pada rhinitis alergi (pilek karena alergi). Peneliti menggunakan madu dosis tinggi – 1 gram per kg berat badan dengan ukuran 1 sendok makan madu = 20 gr. Riset ini berlangsung selama empat minggu dan selama itu semua pasien menerima terapi antihistamin.
Mereka menemukan perbaikan signifikan secara statistik pada gejala-gejala seperti bersin, pilek, mata gatal di kelompok yang mendapatkan madu. Manfaat ini bahkan berlangsung selama satu bulan setelah penelitian berakhir.
Peneliti mendapati bila madu memiliki efek sebagai anti-inflamasi, peningkat daya tahan tubuh, dan meningkatkan toleransi, yakni paparan dosis rendah alergen yang dapat menyebabkan toleransi (tubuh terbiasa terhadap alergen dan berhenti bereaksi terhadapnya).
Kurma (phoenix dactylifera)
Walau bulan Ramadan sudah lewat, bukan berarti kita tidak bisa mengonsumsi kurma. Kurma mengandung sumber nutrisi penting seperti vitamin C, B1, B2, A, niasin, kalsium, magnesium dan zinc.
“Menurut National Institute of Healthy (NCBI), kurma juga memiliki antioksidan yang tinggi,” tambah Emilia.
Bentuk segar atau kemasan siap saji
Yang perlu dipahami adalah khasiat dan manfaat herbal tidak dapat dirasakan secara instan, namun membutuhkan waktu untuk dapat diproses oleh tubuh secara alami. Sebab itu dianjurkan untuk mengonsumsi herbal secara rutin dan teratur.
Selain itu, untuk menjaga khasiatnya, herbal harus diolah dengan baik dan benar. Pengolahan yang tidak tepat justru akan menurunkan bahkan menghilangkan zat-zat aktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Masyarakat dapat mengonsumsi bahan herbal tersebut dalam bentuk segar atau kemasan siap minum.
Hal ini sudah dibuktikan dengan hasil penelitian dari Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, yang mengungkapkan bahwa kandungan kurma, jinten hitam dan madu terbukti sebagai phytonutrient (penambah nutrisi alami) yang efektif meningkatkan daya tahan tubuh, dan sangat berguna dalam keadaan khusus seperti puasa, ibadah haji, ibadah umroh, dan masa pemulihan dari sakit. (jie)