Jangan Takut, Payudara bisa 'Dikembalikan' Setelah Operasi Kanker | OTC Digest
kanker_payudara_mastektomi_rekonstruksi

Jangan Takut, Payudara bisa 'Dikembalikan' Setelah Mastektomi

Bagi perempuan, diagnosis kanker payudara terasa seperti sambaran petir. “Kebanyakan energinya tersedot karena memikirkan bahwa kanker payudara akan menghabisi hidupnya,” ungkap dr. Gentur Sudjatmiko, Sp.B, Sp.BP (K) dari RS Pondok Indah, Jakarta. Tidak hanya penyakitnya mengerikan, pengobatannya pun menyakitkan hati. Bayangan bahwa payudara akan hilang atau berubah bentuk, amat menyurutkan semangat dan rasa percaya diri. Bahkan tidak jarang yang akhirnya ‘melarikan diri’ dari pengobatan medis karena tidak rela kehilangan payudara. Padahal, payudara yang hilang karena mastektomi bisa direkonstruksi.

Sekadar informasi, operasi untuk mengangkat kanker payudara disebut mastektomi. Ada 5 jenis mastektomi, yang dilakukan berdasarkan lokasi kanker, luas area kanker, serta derajat keganasan kanker. Ada pula yang disebut lumpektomi, yakni hanya mengambil benjolan dan sebagian kecil jaringan payudara di sekitarnya. Diusahakan meninggalkan sebanyak mungkin jaringan payudara yang sehat. Lumpektomi termasuk breast-conserving surgery; ini bisa dilakukan pada kanker stadium awal, di mana ukuran tumor masih sangat kecil (<3 cm).

Menurut dr. Gentur, hingga kini masih sedikit pasien kanker payudara yang meminta rekonstruksi. Sepertinya, banyak yang belum menyadari bahwa rekonstruksi payudara bisa memulihkan kepercayaan diri. “Bila melihat foto-foto hasil bedah rekonstruksi payudara, pasien bisa bersemangat melawan penyakit. Rasa percaya dirinya kembali,” lanjutnya.

Baca juga: Ekstrak Stroberi Hambat Pertumbuhan Sel Kanker Payudara

Utarakanlah keinginan untuk menjalani bedah rekosntruksi kepada dokter bedah onkologi (bedah kanker), atau bisa berkonsultasi langsung ke dokter bedah plastik yang biasa menangani rekonstruksi payudara.

Bila ukuran tumor masih kecil, bisa dilakukan rekonstruksi segera (immediate reconstruction). Keuntungannya, rekonstruksi bisa menggunakan kulit payudara sendiri, bila memungkinkan untuk dilakukan skin-sparing mastectomy. Bahkan pada beberapa kasus, puting payudara pun masih bisa dipertahankan (nipple-sparing mastectomy). Dengan demikian, ‘hanya’ perlu mengambil jaringan dari bagian tubuh lain untuk mengisi payudara agar bentuknya kembali seperti semula.

Ini bisa dilakukan bila pasien tidak memerlukan radioterapi setelah mastektomi. Fisik pun harus kuat untuk menjalani dua operasi sekaligus (mastektomi dan rekonstruksi). Keuntungan lainnya, “Tidak perlu minder atau bahkan depresi pasca mastektomi karena payudara hilang.”

Baca juga: Linda Gumelar Mematahkan Vonis Dokter

Pada kasus di mana immediate reconstruction tidak mungkin dilakukan, maka pilihannya adalah delayed reconstruction. Setelah mastektomi, barulah operasi rekonstruksi dilakukan pada 6 bulan hingga 2 tahun kemudian. Rekonstruksi jenis ini dilakukan bila ukuran tumor besar sehingga seluruh jaringan payudara harus diangkat tanpa disisakan sedikit pun. Ini merupakan operasi besar dan membutuhkan waktu lama, sehingga tidak mungkin rekosntruksi segera dilakukan. Terlebih, pascamastektomi pasti harus mendapat terapi lain misalnya radiasi dan/atau kemoterapi. “Operasi rekonstruksi baru bisa dilakukan setelah dokter menyatakan, ada lagi kanker yang tersisa di dalam tubuh,” papar dr. Gentur.

Selama masa penantian, Anda mungkin bisa beradaptasi dan menerima kondisi payudara setelah mastektomi. Tidak masalah bila kemudian merasa tidak memerlukan rekonstruksi. Bila baru mengetahui soal rekonstruksi, maka masih ada waktu untuk mempertimbangkan apakah ingin melakukan prosedur tersebut. Di sisi lain, sebagian perempuan mungkin merasa depresi selama menunggu waktu untuk dilakukannya rekonstruksi.

Membuat payudara baru, biasanya digunakan lemak dari perut. Bagi yang bertubuh kurus, bisa dipertimbangkan pemasangan implan. Tentu, implan yang dipasang adalah yang medical grade sehingga keamanannya terjamin. “Ukurannya disesuaikan dengan ukuran payudara yang sehat di sebelahnya,” terang dr. Gentur.

Baca juga: Tidak Semua Kanker Payudara Perlu Dikemo

Untuk membuat kulit payudara pada delayed reconstruction, maka digunakan kulit dinding perut. “Kalau pasien kurus, kulit tetap diambil dari tubuh sendiri. Bisa diambil dari tempat lain selain perut misalnya di belakang ketiak,” tuturnya. Bila menginginkan payudara lengkap dengan puting dan aerola, maka operasi dilakukan secara bertahap. Setelah payudara sembuh dari operasi rekonstruksi pertama, baru 3-4 bulan kemudian dilakukan operasi lanjutan untuk membuat aerola dan puting. Akan dilakukan pewarnaan dan pembuatan puting dengan jaringan tambahan.

Hasilnya tentu tidak langsung kelihatan bagus. Perlu waktu 2-3 minggu hingga payudara hasil rekosntruksi tampak baik.

Apapun pilihan Anda, berdiskusilah secara detil dan panjang dengan dokter plastik sebelum memutuskan untuk melakukan rekonstruksi. Pahami betul seperti apa prosedur operasi, keuntungan dan risikonya, serta biayanya. Usai operasi, kembalilah kontrol untuk follow up, sesuai instruksi dokter. (nid)

_________________________________

Ilustrasi: Designed by Rawpixel.com