Ada kepercayaan, susu bisa digunakan untuk mengatasi keracunan. Ternyata ini bukan isapan jempol belaka. “Untuk keracunan, memang susu ada manfaatnya, tapi bukan dengan cara mengatasi racun secara khusus,” ucap Dr. dr. Ariani Dewi Widodo SpA(K) dari RSAB Harapan Kita, Jakarta. bila disimpulkan, susu bekerja dengan tiga cara dalam mengatasi keracunan.
Pertama, susu bersifat dilusi atau mengencerkan. “Begitu racun masuk lalu kita berikan cairan dalam jumlah besar, otomatis kadar/konsentrasi racun dalam tubuh berkurang,” jelas dr. Ariani.
Kedua, susu melapisi atau membilas saluran cerna. Seperti kasus yang dijumpai dr. Ariani, seorang anak menenggak sida api. “Dengan diberikan susu, soda api langsung terbilas, sehingga tidak menyebabkan penyempitan saluran cerna,” tuturnya.
Manfaat terakhir berasal dari kandungan laktosa susu. Umumnya, penyerapan laktosa pada orang Indonesia ada batasnya. Begitu laktosa yang diminum terlalu banyak, maka tubuh akan bereaksi dengan berusaha mengeluarkannya cepat-cepat. “Perut langsung krucuk-krucuk dan diare. itu yang kita butuhkan untuk mengeluarkan racunnya,” ungkap dr. Ariana.
Cairan lain misalnya air putih sebenarnya juga bisa digunakan. Namun, air putih hanya memiliki fungsi mengencerkan dan membilas, tapi tidak mengeluarkan racun dengan cepat.
Memberikan susu untuk anak atau orang yang keracunan bukan rekomendasi terapi. “Dalam artian, tidak bisa dibilang kalau obat keracunan adalah susu. Namun susu bisa dimanfaatkan sebagai pertolongan pertama,” tegasnya. Setelah itu segera bawa korban keracunan ke rumah sakit (RS). Akan dilakukan penanganan yang lebih komprehensif. (nid)