Coklat. Siapa bisa lupa akan rasanya, manis sedikit pahit dan aromanya yang khas. Sayangnya, makan coklat dianggap sebagai ‘dosa’. Kadar gula yang tinggi dalam coklat batangan atau minuman coklat, ditambah sifatnya yang lengket dan menempel di mulut/gigi, membuatnya dianggap sebagai biang karies (gigi berlubang).
Coklat berbahaya untuk gigi? Penelitian R.K. Srikanth (tahun 2008) menyebutkan, biji kakao justru dapat menurunkan jumlah plak gigi penyebab karies. Kandungan flavonoid / zat warna buah dalam biji kakao bersifat sebagai antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, dan mampu menetralkan asam di mulut.
Katekin, salah satu komponen substansi flavonoid dalam biji kakao, mampu menghambat aktifnya glukosiltransferase (GTF). Kemampuan enzim GTF dapat mengubah sukrosa menjadi glukan, yang bertanggung jawab terhadap adhesi (pelipatgandaan) bakteri S. mutans pada permukaan gigi.
Penelitian Takashi Ooshima, dkk dari Universitas Osaka, Jepang, menunjukkan ekstrak biji kakao yang ditambahkan pada kultur bakteri S. mutans, dapat menghambat produksi glukan. Glukan dibutuhkan untuk perlekatan bakteri tersebut ke permukaan gigi.
Studi lain yang dilakukan Arman Sadeghpour dari University of Tulane, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa ekstrak kakao lebih efektif daripada fluoride dalam melawan gigi berlubang.
Stephen T Beckett dalam bukunya The Science of Chocolate mengatakan, polyphenol- zat warna lain pada tanaman kakao – mengandung antibakteri dan antienzim, yang menekan pertumbuhan plak dan mencegah pembentukan asam oleh bakteri. Coklat dapat segera ditelan dan tidak menghasilkan karamel atau materi lengket lain. Ia hanya menyisakan sedikit gula.
Jadi? Menurut Prof.Dr. drg. Tri Erri Astoeti, Mkes dari FKG Trisakti, Jakarta, ”Kandungan polyphenol dalam coklat berfungsi mencegah terjadinya karies. Namun, bila kakao sudah diolah dan diberi tambahan pemanis atau karbohidrat, karies bisa terjadi.”
Di pasaran, banyak produk coklat batangan yang sudah ditambahi bermacam elemen, agar lebih kaya rasa sekaligus meningkatkan nilai jual. Minuman coklat pun, selalu ditambahi gula, susu dll.
Namun yang perlu dipahami, makan apa pun, selama gigi dibersihkan dan terawat baik, risiko gigi berlubang pun minimal. “Sikatlah gigi setelah makan coklat atau mengonsumsi makanan minuman manis. Jangan mengonsumsi makanan manis di antara dua waktu makan, agar mulut tidak dalam kondisi asam,“ tutur Prof. Tri. (jie)