Ibu hamil, silakan makan cokelat. “Penelitian menunjukkan, konsumsi dark chocolate rutin dalam porsi kecil sejak trimester pertama kehamilan, dapat memperbaiki fungsi plasenta,” tutur dr. Emmanuel Bujold, pengajar Obgyn di Universitas Laval, Quebec, Kanada. Fungsi plasenta membaik, risiko preeklamsia bisa diturunkan.
Penelitian dr. Bujold, dkk (2016) ini melibatkan 129 perempuan dengan kehamilan tunggal (bukan kembar), di usia kehamilan 11-14 minggu. Mereka secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok mendapat cokelat rendah flavanol, kelompok lain mendapat cokelat tinggi flavanol. Setiap hari selama 12 minggu, mereka diberi 30 mg cokelat (sepotong kecil). Semua peserta diikuti sampai mereka melahirkan.
Uterine artery Doppler pulsatility index yang menilai kecepatan darah di rahim, serta sirkulasi darah plasenta dan janin, diukur saat studi dimulai dan 12 minggu setelah pengacakan untuk kelompok cokelat. Preeklamsia, hipertensi saat hamil, berat plasenta dan berat lahir bayi juga dinilai.
Hasilnya, tidak ada perbedaan dalam preeklamsia, hipertensi gestasional, berat plasenta maupun berat lahir bayi pada kedua kelompok. Pada uterine artery Doppler pulsatility index, kedua kelompok menunjukkan perbaikan yang jauh lebih besar, daripada populasi umum. “Studi ini menunjukkan, cokelat memberi dampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan plasenta maupun janin. Efek ini tidak semata-mata dan secara langsung berasal dari kandungan flavanol,” terang dr. Bujold.
Bukan berarti boleh makan cokelat banyak-banyak. Cukup sepotong kecil tapi rutin, pilih dark chocolate yang kandungan cokelatnya lebih banyak dan gulanya sedikit. Penuhi juga asupan nutrisi yang lain seperti folat, zat besi dan protein, dari berbagai sumber makanan. (nid)