Masa kanak-kanak adalah waktu di mana pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Salah satu tantangan orangtua adalah memastikan anak-anak, khususnya batita (bawah tiga tahun), mendapatkan cukup protein, gizi seimbang, tanpa risiko gula berlebih.
Pemenuhan nutrisi, lewat gizi seimbang dan tinggi protein sangat penting agar anak tumbuh kembang anak optimal. Laura E, dkk, dalam Stunting, Wasting and Micronutrient Deficiency Disorder menjelaskan salah satu penyebab tumbuh kembang anak terlambat adalah karena asupan nutrisi yang tidak memadai; menyebabkan gangguan pertumbuhan atau penyakit kronis.
Organisasi Pangan dan Pertanian FAO menyebut, tingkat konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia (2017) hanya 8%; sangat jauh bila bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Di Filipina, angkanya mencapai 21%; Thailand 24%; bahkan Malaysia sampai 30%.
Tidak terpenuhinya asupan protein bisa berdampak pada kesehatan anak, dalam berbagai aspek. Mulai dari terhambatnya pertumbuhan yang bisa menyebabkan stunting dan gangguan kognitif, anemia, hingga gangguan fisik dan organ tubuh.
Protein adalah makronutrien esensial yang berfungsi sebagai “blok bangunan” tubuh. Kualitas dan kuantitas protein sangat menentukan laju pertumbuhan otot, tulang, organ, serta sistem kekebalan tubuh.
Pada masa batita, kebutuhan protein sangat tinggi untuk mendukung lonjakan pertumbuhan fisik, pembentukan jaringan tubuh, serta perkembangan sel-sel otak bersama dengan nutrien penting lainnya seperti lemak, zat besi dan zinc.
Prof. Dr. dr. Dida Akhmad Gurnida, SpA(K), MKes, pakar nutrisi metabolik, menjelaskan, “Anak-anak membutuhkan asupan protein berkualitas yang cukup untuk fondasi pertumbuhan. Protein berkualitas merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh manusia yang berperan untuk menjaga kesehatan dan fungsi tubuh, dan disarankan untuk memilih sumber protein berkualitas tanpa tambahan gula.”
“Sumber protein tanpa tambahan gula akan membantu menghindari asupan kalori berlebih yang berisiko terhadap kesehatan jangka panjang. Dengan memprioritaskan sumber protein berkualitas tinggi yang bebas dari tambahan gula, akan mendukung kesehatan secara keseluruhan dan perkembangan fisik yang optimal.”
Selain daging, telur dan ikan, susu adalah sumber protein hewani terbaik. Pasalnya, susu juga mengandung asam amino lengkap, termasuk kesembilan asam amino esensial. Nilai cernanyapun tergolong paling tinggi, dibanding protein lainnya.
Sebagai informasi kesembilan asam mino esensial tersebut adalah istidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Tubuh manusia tidak dapat memproduksi asam amino ini, sehingga harus diperoleh dari makanan dan suplemen.
Penting bagi orangtua untuk memilih produk susu yang sesuai untuk anak (berdasarkan usia), selain itu sangat dianjurkan pilih produk rendah gula.
Susu pertumbuhan plus protein bebas sukrosa
Saat ini di pasaran (khususnya di apotek) sudah beredar susu formula tinggi protein, sekaligus bebas sukrosa.
PROTERAL Junior diformulasikan khusus untuk anak usia 1 hingga 3 tahun, dengan kandungan Protein Energy Ratio (PER) yang tinggi, yakni 15%, serta bebas sukrosa (gula tambahan).
Prof. Dida berkomentar, PER yang tinggi, seperti pada PROTERAL Junior, akan memastikan setiap kalori yang dikonsumsi anak memberikan kontribusi protein yang substansial. Hal ini sangat penting untuk:
- Pertumbuhan fisik: membangun dan memperbaiki jaringan tubuh yang berkembang pesat.
- Perkembangan kognitif: menyediakan asam amino yang diperlukan untuk pembentukan neurotransmitter dan sel-sel otak.
- Daya tahan tubuh: mendukung produksi antibodi yang vital dalam melawan infeksi.
Dalam peluncuran PROTERAL Junior, Direktur PT Otsuka Indonesia, Hiroshi Tanaka, menuturkan, "Kami melihat adanya kebutuhan akan produk nutrisi anak yang tidak hanya lengkap, namun juga aman dan sesuai dengan rekomendasi ahli gizi terkini. PROTERAL Junior hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut.” (jie)





