Selain kemoterapi, salah satu penanganan kanker adalah terapi radiasi (radioterapi). Selain manfaatnya untuk mengecilkan sel kanker, terapi ini juga memiliki efek samping yang perlu diketahui.
Menurut WHO, kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Profil Kesehatan Indonesia 2021 mencatat total kasus kanker di Indonesia mencapai 2.595.520. Salah satu terapi kanker adalah radioterapi /terapi radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi bertarget dosis tinggi untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor. Terapi radiasi paling sering menggunakan sinar-X maupun radioaktif, serta partikel berenergi tinggi lainnya.
Radioterapi juga dapat diberikan melalui penanaman implan (untuk kanker yang letaknya terhalang organ lain), dan obat yang diminum atau melalui suntikan (biasanya pada kanker tiroid).
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, terapi radiasi sering digunakan bersama dengan kemoterapi dan operasi pengangkatan kanker.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan, dr. Surya Syahputra Pulungan, MKes, menjelaskan, “Pada 2019, angka kejadian kanker di Indonesia berada pada urutan 8 se-Asia Tenggara. Dengan hadirnya teknologi terdepan dalam radioterapi, penyakit kanker dapat ditangani dengan baik sehingga meningkatkan angka kesembuhan pasien.”
Dr. dr. Mutiara, MHA, MKT, Presiden Direktur PT Murni Sadar Tbk (Murni Teguh Hospitals) menambahkan, “Penyediaan teknologi kesehatan terkini dapat memberikan pelayanan berkualitas di dalam negeri sehingga masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk berobat kanker.”
Ia melanjutkan, bila Murni Teguh Hospitals saat ini tengah melakukan pengembangan di bidang radioterapi, selain kardiovaskular sebagai fokus utama.
Jenis utama terapi radiasi adalah external beam radiation therapy (EBT) dan internal radiation therapy(brachytherapy). Menggunakan teknologi terbaru tersebut, terapi radiasi bisa membunuh sel kanker dengan lebih akurat dan presesi, dengan minimum dosis sehingga mengurangi efek samping.
Manfaat terapi radiasi
Radioterapi memberi manfaat paling besar untuk kanker stadium awal. Bisa menyembuhkan atau mencegah kanker berkembang ke menjadi lebih lanjut.
Bisa juga digunakan untuk menghentikan penyebaran kanker ke bagian tubuh lain, mengobati kanker yang kambuh dan mengurangi gejala yang muncul pada stadium lanjut.
Ibu hamil tidak boleh menjalani radioterapi, karena dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti keguguran, bayi lahir prematur atau kelainan plasenta.
Efek samping radioterapi
Seperti halnya terapi kanker lainnya, radioterapi juga memiliki efek samping. Namun, biasanya efek samping tersebut hilang setelah pengobatan berakhir.
Beberapa efek samping yang sudah diketahui antara lain:
- Kelelahan yang muncul beberapa minggu setelah terapi radiasi, dikarenakan rusaknya sel sehat yang berada di sekitar sel kanker.
- Iritasi kulit, seperti kemerahan, gatal dan kering. Kondisi ini biasanya muncul 1-2 minggu setelah terapi dilakukan.
- Kerontokan rambut di bagian tubuh yang terkena radiasi.
- Penurunan berat badan dan nafsu makan.
- Penurunan daya tahan tubuh, sehingga lebih gampang sakit.
- Masalah di mulut seperti sariawan, air liur sedikit atau kental, sulit menelan dan rahang kaku. Biasanya keluhan ini muncul pada radioterapi area kepala dan leher.
- Diare, setelah mendapatkan radiasi di area perut.
- Gangguan kesuburan dan penurunan gairah seksual, misalnya disfungsi ereksi dan vagina kering.
Meskipun ada banyak efek samping, belum tentu semua efek samping akan dialami setelah melakukan radioterapi. Beberapa efek samping dapat diredakan dengan mengonsumsi obat atau perawatan lainnya. (jie)