Sempat tertunda beberapa kali, vaksinasi Gotong Royong (GR) akhirnya akan diberikan mulai 9 Mei 2021 mendatang. "Ya, kami berharap tanggal 9 Mei nanti, vaksinasi Goyong Royong sudah bisa dimulai penyuntikannya," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Investasi Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani, awal Mei lalu.
Vaksinasi Gotong Royong – disebut juga vaksinasi mandiri – adalah vaksin Covid-19, yang diperuntukkan bagi karyawan, yang perusahan tempatnya bekerja menjadi anggota Kadin. ”Kami sedang menanti aturan teknis dari Kemenkes terkait pelaksanaannya.,” ujar Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani. Skema vaksinasi telah disiapkan, mulai dari jenis vaksin, proses distribusi, sampai izin penggunaan darurat (emergency use authorization /EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pemerintah juga membuat daftar, karyawan di sektor usaha mana yang akan mendapat prioritas disuntik vaksin.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 10/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi untuk Penanggulangan Pandemi Covid-19 menyebutkan, vaksin Gotong Royong berbeda dengan vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi pemerintah. Program vaksinasi Gotong Royong menggunakan vaksin Sinopharm dari China dan vaksin Moderna dari AS. “Sistem pembagiannya dikoordinasi oleh Kadin dan PT Bio Farma,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Untuk tahap awal, Indonesia telah menerima 982.400 dosis vaksin Sinopharm. Terdiri dari 482.400 dosis vaksin Sinopharm China National Pharmaceutical Group, yang tiba hari Jumat akhir April 2021. Yang sebanyak 500.000 dosis vaksin Sinofarm lainnya berasal dari Uni Emirat Arab, tiba pada hari Sabtu 1 Mei 2021. Menurut Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir, Sinopharm telah komitmen untuk menyediakan 15 juta dosis vaksin, dan akan dikirimkan bertahap sampai akhir tahun 2021. Adapun perusahaan pembuat vaksin Moderna, komitmen menyediakan 5,2 juta dosis, dan akan dikirim kuartal ketiga 2021.
Agar tidak membingungkan masyarakat, penyuntikan vaksin program Gotong Royong dilakukan di fasilitas kesehatan yang berbeda dengan vaksinasi program nasional (pemerintah). Namun data peserta vaksinasi Gotong Royong akan diintegrasikan dengan data milik pemerintah, untuk menghindari terjadinya tumpah-tindih data penerima vaksin.
Sampai 24 Maret 2021, tercatat ada 17.387 perusahaan anggota Kadin dengan jumlah karyawan 8,6 juta, yang telah mendaftar sebagai peserta program vaksinasi Gotong Royong. Karyawan tidak perlu kuatir karena untuk program vaksinasi ini tidak dipungut biaya apapun. Harga vaksin termasuk semua biaya yang dikeluarkan, ditanggung oleh perusahaan tempat para karyawan bekerja.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meyakinkan pihak Kadin bahwa pihaknya sudah menerbitkan izin penggunaan darurat atau (EUA) untuk vaksin Covid-19 Sinopharm. “Sudah dikeluarkan EUA untuk vaksin produksi Beijing Bio Institut Biological Product, anak perusahaan China National Biotech Group. Vaksin Sinopharm ini menggunakan platform inactivated virus (virus yang dimatikan)," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers virtual, Jumat akhir April 2021.
Prioritas pertama vaksinasi Gotong Royong diberikan kepada karyawan perusahaan yang lokasinya terletak di zona merah. Atau, wilayah dengan risiko tinggi penularan Covid-19. Prioritas kedua, diberikan kepada karyawan yang bekerja di industri padat karya. Berikutnya, diberikan kepada perusahaan yang memiliki pengaruh terhadap perekonomian Indonesia, dan kepada perusahaan yang karyawannya sering berinteraksi dengan masyarakat.
“Vaksinasi Gotong Royong juga bisa diberikan kepada pekerja, yang memiliki KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas) dan KITAP (Kartu Izin Tinggal Tetap),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin 3 Mei lalu. Program vaksinasi ini akan dilakukan setidaknya di 806 fasilitas layanan kesehatan (fasyankes); 65 milik Bio Farma dan jaringannya, 504 layanan kesehatan BUMN, dan 237 lainnya milik swasta. (sur)
__________________________________________________
Ilustrasi: Medical photo created by freepik - www.freepik.com