Bersepeda bisa membantu kita lebih rileks, meningkatkan kualitas tidur, dan membantu mempertahankan berat badan. Bersepeda di pagi hari dapat membantu memastikan tubuh kita terpapar sinar matahari dan mendapatkan manfaat dari vitamin D, yang penting untuk penyerapan kalsium, serta memelihara imunitas tubuh. “Namun Anda perlu memperhatikan posisi tubuh Anda saat bersepeda, termasuk posisi tangan Anda, agar tidak terkena cyclist’s palsy,” terang dr. Oryza Satria, Sp.OT(K) dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Cyclist’s palsy merupakan salah satu cedera yang kerap mengintai para pesepeda. Cyclist’s palsy mirip dengan carpal tunnel syndrome (CTS), tapi gejalanya hanya mengenai jari manis dan kelingking.
Cyclist palsy umumnya muncul saat bersepeda dalam waktu lama. “Apalagi ketika bersepeda menuruni bukit. Sebagian besar bobot tubuh akan ditopang oleh tangan, dan menimbulkan beban yang lebih tinggi di jari-jari tangan,” jelas dr. Oryza.
Perhatikan posisi tubuh saat bersepeda
Posisi tubuhyang benar saat bersepeda akan membantu kita bersepeda dengan lebih nyaman. “Hal ini juga penting untuk menghindarkan kita dari cedera,” tulis dr. Oryza, dalam siaran pers yang diterima OTC Digest. Berikut ini panduan bersepeda dari dr. Oryza untuk menghindari cyclist’s palsy.
- Pertama, posisikanlah kepala mengikuti alur tulang belakang yang terbentuk oleh lengkungan panggul.
- Arahkan mata ke depan dan rilekskan tulang leher.
- Tunddukkanlah punggung bila bersepeda dalam keadaan cepat. Apabila track sedang menurun, tegakkan punggung kembali.
- Sesuaikan tinggi pedal dengan kaki. Pastikan kaki masih bisa ditekuk sedikit, sehingga kaki terasa nyaman ketika menggowes. Bila pedal sedang berada di bawah kaki, maka tekuklah kaki sedikit.
- Untuk posisi tangan, tekuk siku sedikit, dan usahakan telapak tangan menggenggam handlebar atau rem sekaligus.
- Posisikan bahu mengikuti alur yang dibentuk tangan dan punggung.
Agar manfaatnya optimal dan risiko cedera minimal, ikutilah panduan bersepeda dengan benar. “Hati-hati, posisi tangan yang salah dapat meningkatkan risiko terjadinya cyclist’s palsy,” tegas dr. Oryza. Cyclict’s palsy mungkin tampak sepele, tapi bila tidak ditangani dengan tepat bisa menjadi permanen. Gangguan persarafan adalah persoalan serius. Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: People photo created by marymarkevich - www.freepik.com