GeNose C19, alat screening Covid-19 hasil karya anak bangsa dari UGM Yogyakarta, semakin diminati dan tersebar luas. Senin 1 Maret 2021, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, melepas 2.021 unit GeNose untuk didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. GeNose akan ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan, instansi pemerintahan, institusi pendidikan, perusahaan, dan fasilitas umum lainnya.
“Masyarakat banyak yang bertanya, kapan bisa memakai GeNose. Dengan dukungan semua pihak, produksi massal dapat kami lakukan dan hari ini mulai didistribusikan,” ujar Rektor dalam acara pelepasan GeNose di Science Technopark, Yogyakarta.
GeNose mulai digunakan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Sabtu 23 Januari 2021 yang lalu. Ketika itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, “Pemerintah mendorong penggunaan alat ini di stasiun kereta api, terminal bis, bandara dan pelabuhan.”
Sejak 5 Februari 2021, deteksi Covid-19 di sejumlah stasiun dan terminal sudah menggunakan GeNose. GeNose C19 diciptakan oleh tim ahli dari UGM (Universitas Gajah Mada) Yogyakarta, dan sudah mendapat izin edar dari Kemenkes. Dengan alat ini, deteksi Covid-19 menjadi lebih murah mudah dan cepat. Murah karena tarif hanya sekitar Rp. 20 ribu. Mudah karena alat ini menggunakan metode hembusan nafas. Mereka yang akan menjalani tes dipersilakan mengambil nafas. Pada tarikan ketiga, nafas ditiupkan ke kantong kedap udara, kemudian dimasukkan ke alat GeNose. Tingkat akurasi GeNose, berkisar 93-95 persen.
Dr. dr. Dian K. Nurputra, salah seorang tim peneliti lahirnya alat ini menyatakan, GeNose C19 sudah diinspeksi kembali oleh Kementerian Kesehatan dan sudah mendapat pengakuan cara uji klinis yang baik dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. Kementerian Kesehatan menerbitkan izin penggunaan darurat, sementara Kementerian Perhubungan menerbitkan aturan mengenai GeNose sebagai syarat perjalanan.
Sejak mengantongi izin edar, UGM berupaya agar GeNose dapat diproduksi dan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan alat deteksi awal Covid-19, terutama di fasilitas-fasilitas umum. “Kami berharap, GeNose dapat membantu pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi melalui pemulihan kesehatan,” ujar Prof. Panut.
GeNose didistribusikan oleh 5 perusahaan, yaitu PT. Graha Rekayasa Utama, PT. Global Systech Medika, PT. Sigma Andalan Nusa, PT. Dunia Kecantikan Indonesia, dan PT. Indofarma Global Medika. Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr. Hargo Utomo, menyatakan, “Tahap pertama GeNose diprioritaskan untuk instansi, terutama yang berkaitan dengan kesehatan, pelayanan publik, edukasi, dan korporasi.” Selain yang sebanyak 2.021 unit yang siap didistribusikan, minggu ini ada ratusan unit yang diperkirakan sudah bisa didistribusikan.
Untuk sementara, GeNose didistribusikan di wilayah Jawa, sebagian Kalimantan dan Sulawesi. Diharapkan, tak lama lagi sudah bisa distribusi ke berbagai daerah, termasuk ke manca negara. (sur)