Masih saja ada yang enggan memakai masker, saat keluar rumah. Alasannya, “Pakai masker ribet.” Padahal dengan memakai masker sering cuci tangan dan selalu jaga jarak (3M), serangan Covid-19 dapat dihindarkan.
Pakai masker ribet? Coba bandingkan dengan petugas kesehatan (dokter, perawat, dan lain-lain) yang harus memakai APD (alat pelindung diri) saat bertugas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mewajibkan APD bagi petugas kesehatan untuk menghindari penularan dari pasien, atau terduga pasien, penyakit infeksi yang sangat menular.
APD banyak pernik-perniknya. Mulai dari sarung tangan, masker, hoodie, respirator, kacamata pelindung (goggles), pelindung wajah, dan sepatu boots. Intinya, dari ujung rambut sampai ujung kaki semua harus tertutup rapat. Tidak boleh ada celah meski sedikit. Sarung tangan saja ada dua macam, sarung tangan dalam dan luar. APD ada 4 bahkan 6 level. Makin berat kasus yang ditangani, APD-nya lebih tinggi.
Kalau pakai masker ribet, pakai APD jauh lebih ribet. Harus dipandu petugas khusus yang sudah terlatih, dibantu asisten. Cara melepas APD tak kalah ribet. Dan dengan alat pelindung yang menutupi seluruh tubuh, dengan aturan yang ketat, banyak tenaga kesehatan yang menjadi korban.
Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) merilis, sampai tanggal 15 Desember 2020, petugas kesehatan yang meninggal karena Covid-19 berjumlah 363 orang. Terdiri dari 202 dokter, 15 dokter gigi dan 146 perawat. Dokter yang meninggal dunia antara lain 107 dokter umum (4 guru besar), 92 dokter spesialis (7 guru besar) dan 2 residen..
Pakai masker ribet? Enggaklah
Tidak berada di pusat penyebaran penyakit (rumah sakit, khususnya ruang perawatan pasien penyakit infeksi berbahaya), dengan menerapkan 3M kita sudah relatif aman. Betapa menderita petugas kesehatan yang harus memakai APD. Sangat tidak nyaman, ruang gerak terbatas, tidak bisa segera ke kamar kecil kalau mau pipis atau BAB (buang air besar).
Risiko tertular meningkat, menurut penelitian seperti dikutip dr. Saphira Evani, saat petugas melepaskan APD yang berlapis-lapis. Risiko self-contamination yang cukup tinggi terutama saat melepaskan APD, terutama jenis coverall kepala-mata. Keterbatasan waktu untuk melepaskan APD, juga dapat meningkatkan ketidakpatuhan pada urutan prosedur.
Pakai masker ribet? Enggaklah, kalau dibandingkan dengan dokter yang harus pakai APD.
Surasono
Pemimpin Redaksi OTC Digest
______________________________
Gambar: Helena Jankovičová Kováčová from Pixabay