Sejauh ini pemahaman memakai masker adalah untuk mencegah orang lain terinfeksi virus COVID-19. Ternyata masker juga memberi manfaat bagi pemakainya, yakni mengurangi risiko infeksi berat.
Di awal pandemi diketahui virus corona menyebar lewat droplet (percikan cairan) dari mulut saat batuk atau bersin. Seiring bertambahnya pemahaman tentang pandemi ini, para ahli mengetahui bila virus SARS-COV-2 ini juga bisa menular ketika kita berbicara atau tertawa, bahkan hanya dengan bernapas normal.
Penelitian sudah menyatakan bila memakai masker kain bisa menghadang droplet memasuki saluran napas kita hingga 40-60%. Yang paling baik adalah masker N95, dengan menyaring 95% partikel yang sangat kecil, termasuk virus.
Menurut Robert F. Garry, Jr, PhD, profesor mikrobiologi dan imunologi di Tulane University School of Medicine, banyak sedikitnya virus yang masuk ke saluran napas mempengaruhi parah tidaknya infeksi.
“Semakin banyak dosis virus, semakin cepat gejala akan muncul dan akan lebih berat penyakitnya,” katanya, dilansir dari Health Line.
Berdasarkan gagasan tersebut, dr. Monica Gandhi, MPH dan tim dari University of California, San Francisco, AS, ingin mengetahui apakah pemakaian masker dapat membantu mengurangi keparahan infeksi COVID-19.
Semakin sedikit droplet yang bisa menembus pemakai masker, berarti semakin kecil dosis virus yang masuk ke tubuh. Ini juga berarti bila akhirnya pun jatuh sakit, mungkin bukan kasus yang parah.
Dr. Gandhi mencatat ada bukti penelitian yang menyatakan bahwa kondisi tersebut juga terjadi pada kasus COVID-19.
Riset terbaru pada hewan yang menstimulasikan penggunaan masker, tikus yang ‘memakai’ masker lebih kecil kemungkinannya untuk tertular COVID-19. Mereka juga memiliki penyakit yang lebih ringan ketika terinfeksi virus corona, bahkan hampir tidak bergejala.
Selain itu, bukti epidemiologis di lingkungan seperti kapal pesiar dan pabrik pengolahan makanan telah menunjukkan tingkat infeksi asimtomatik (tidak bergejala) yang lebih tinggi setelah keharusan memakai masker diterapkan.
Dalam penelitian yang dilakukan pada para tenaga kesehatan di AS terlihat bila pemakaian masker dalam di rumah sakit telah menyebabkan infeksi tanpa gejala. Banyak petugas kesehatan yang memiliki tes antibodi positif COVID-19 tetapi mereka tidak tahu bahwa telah terinfeksi.
Bagaimana memakai masker akan membantu sembari menunggu vaksin datang
Dr. Gandhi percaya bila seluruh orang memakai masker dapat memainkan peran penting dalam pengendalian pandemi COVID-19.
Masker akan membantu mengurangi transmisi, imbuhnya. Ia dan timnya juga percaya bahwa memakai masker bisa mengurangi keparahan penyakit jika seseorang terinfeksi.
Memakai masker secara umum merupakan strategi yang memungkinkan orang bisa beraktivitas dengan lebih aman, sembari menunggu vaksin COVID-19 ditemukan.
Yang perlu dipahami adalah bila nanti vaksin sudah ditemukan, bukan berarti virus corona akan segera hilang. Ini berarti kita tetap harus memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya. (jie)