Peneliti mengatakan seiring bertambahnya usia, mereka perlu minum lebih banyak untuk mengimbangi perubahan pengaturan suhu tubuh. Mereka juga menjelaskan bila dehidrasi bisa mengakibatkan nyeri otot, kelelahan dan peningkatan suhu tubuh. Lansia perlu minum lebih banyak, bahkan saat tidak haus.
Demikian kesimpulan dari riset terbaru yang diterbitkan di The Journal of Physiology. Peneliti dari University of Ottawa, Kanada, menekankan bila hidrasi (kecukupan cairan dalam tubuh) merupakan kunci pengaturan suhu tubuh dan akan membantu melawan berbagai masalah kesehatan lain.
Mereka mengatakan bila dehidrasi tidak akan mengurangi penurunan suhu atau menaikkan temperatur tubuh pada orang tua selama berolahraga seperti yang terjadi pada mereka yang lebih muda. Saat orang tua berolahraga, tubuh mereka tidak cukup menyesuaikan dengan hilangnya keringat untuk mencegah dehidrasi yang lebih parah.
Ini menghasilkan beban lebih besar di jantung, dibuktikan dengan peningkatan detak jantung yang nyata, dibandingkan orang muda.
Dilansir dari Heatlhline, Dr. Scott A. Kaiser, ahli geriatri dari Providence St John’s Health Center, di California, mengatakan, “Telah ditetapkan bila cenderung terjadi perubahan pengaturan suhu tubuh, keringat, hidrasi dan rasa haus pada orang tua. Riset ini meneliti secara mendalam perubahan spesifik dari mekanisme yang mendasarinya. Terutama, perubahan respons dehidrasi dan panas akibat olahraga.”
Para peneliti mengatakan bahwa berkurangnya kepekaan pada orang tua terhadap peningkatan osmolalitas darah (konsentrasi garam) dapat menjelaskan efek ‘tumpul’ dehidrasi pada gangguan pengaturan suhu, bahkan pada pendengaran, selama olahraga dan akibat cuaca panas.
Kenapa pengaturan suhu penting
Peneliti menemukan bahwa berbeda dengan orang muda, pengaturan suhu tubuh pada subyek yang lebih tua tidak dipengaruhi oleh peningkatan kadar garam dalam darah.
Pengaturan suhu yang kurang efektif berkotribusi pada peningkatan risiko kelelahan akibat kepanasan, serangan panas (heat stroke) dan gangguan jantung.
“Jika sampai pada masalah lansia, kita perlu mengingat beberapa hal,” terang Dr. Nodar Janas, kepala Upper East Side Rehabilitation and Nursing Center, di New York. “Saat kita tua, pusat haus – yang terletak di hipotalamus otak- tidak seaktif seperti sedia kala, sehingga otak tidak selalu memberi sinyal bila kita memerlukan minum.”
“Kita memerlukan usaha lebih untuk memastikan bila lansia telah minum dalam jumlah yang cukup, terlepas mereka haus atau tidak.”
Ia menambahkan, “Jika seorang lansia mengalami dehidrasi, salah satu organ pertama yang menderita adalah ginjal, yang dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Dehidrasi juga menciptakan ketidakseimbangan elektrolit, ini bisa mematikan.”
Yang perlu diperhatikan, biasanya orang tua lebih menyukai minuman hangat/panas. Sementara minuman yang panas justru bisa menyebabkan keringat berlebih. Tanpa disadari ini pun berisiko menyebabkan dehidrasi.
Lansia pria lebih ngeyel
Satu hal yang diperhatikan para ahli adalah lansia pria cenderung lebih sulit menerima perubahan tubuh yang terjadi seiring usia.
Dr. Rand McClain, founder dari Regenerative & Sport Medicine, di California, dehidrasi walau umum terjadi pada lansia, tetapi jumlahnya lebih banyak pada pria.
“Mereka cenderung tidak waspada dan mengabaikan tanda-tanda dehidrasi dan penyakit yang berkaitan dengan kenaikan suhu karena mereka memiliki riwayat masa lalu yang tidak mewakili status baru mereka sebagai lansia,” katanya.
Pria yang lebih tua mungkin berpikir, saya telah melakukannya seperti ini sepanjang hidup tanpa masalah, jadi mengapa saya harus berubah sekarang?
“Kebanyakan orang tidak pernah mengalami gejala parah yang berhubungan dengan dehidrasi dan, jika dehidrasi, biasanya ringan dan mampu mengimbanginya tanpa banyak usaha,” kata McClain.
Ia mengingatkan, kita cenderung akan ‘mengalami kekeringan’ seiring pertambahan usia, sejalan dengan perubahan komposisi air dalam tubuh dari 70% menjadi sekitar 50%. Usahakan untuk selalu minum, walau Anda tidak haus. (jie)