Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan COVID-19 yang efektif. Namun tidak sembarangan masker bisa dipakai, harus diperhatikan tingkat kerapatan pori-pori dan waktu pemakaian masker. Kemenkes kembali menegaskan 3 masker terbaik untuk pencegahan COVID-19.
Kementerian Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Achmad Yurianto mengimbau masyarakat untuk memakai masker yang baik dan bahan yang benar. Ia menjelaskan ada 3 jenis masker yang direkomendasikan, yakni masker N95, masker bedah, dan masker kain (katun).
''Saya sering mengatakan masker itu ada tiga, pertama masker N95, ini memang sudah standar yang tinggi karena dipakai petugas-petugas kesehatan yang langsung berhadapan dengan virus di laboratorium. Kemudian masker bedah yang biasa dipakai tenaga medis, dan ketiga masker kain,'' katanya, dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan.
Masker kain yang banyak dipakai masyarakat tidak boleh sembarangan dengan kain tipis, seperti masker scuba dan buff. Dr. Yuri mengatakan penggunaan masker kain setidaknya dua lapis.
Lapisan kain bagian dalam masker dapat menyerap cairan dari mulut kita. Gunakan masker kain selama maksimal 3 jam setelah itu ganti dengan masker yang bersih.
''Tidak ada masker buff atau masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik pori-porinya akan terbuka lebar. Masker tersebut tidak memenuhi syarat,''
Sebagaimana diketahui, virus SARS-CoV-2 menyebar secara cepat melalui percikan droplet, baik saat bersin maupun batuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) telah menerbitkan pembaruan bila penyebaran lewat droplet bahkan terjadi saat bicara dan bernapas. Memakai masker adalah salah satu cara efektif untuk menahan droplet tersebut menyebar.
Tingkat risiko penularan COVID-19 akan semakin menurun apabila seseorang memakai masker. Ia pun membaginya ke dalam 4 tingkatan :
- Apabila seseorang yang membawa virus tidak menggunakan masker dan melakukan kontak dekat dengan orang rentan maka kemungkinan penularan mencapai 100 %.
- Orang yang sakit pakai masker, sementara kelompok rentan tidak memakai masker maka potensi penularan mencapai 70%.
- Orang yang sakit memakai masker, sementara orang sehat tidak pakai masker maka tingkat penularannya hanya 5 %.
- Jika keduanya pakai masker, maka potensi penularan hanya 1,5%. (jie)
Baca juga : Kenapa Masker Buff dan Scuba Tidak Disarankan, Apa Kata Penelitian Tentang Masker Buatan Sendiri?