Hand sanitizer saat ini sudah menjadi barang yang wajib ada di dalam tas. Cairan antiseptik ini teruji efektif membunuh kuman, termasuk virus corona. Namun beberapa waktu lalu lembaga pengawas obat dan makanan pemerintah AS (FDA / Food and Drug Administration) menarik beberapa produk hand sanitizer yang dianggap berbahaya.
Dalam sebuah pengujian sampel hand sanitizer, FDA menemukan setidaknya ada 14 produk yang di jual di Amerika Serikat positif menggunakan methanol, sejenis alkohol yang bisa menjadi racun jika diaplikasikan ke tangan, dan sangat berbahaya jika tercerna.
Pengumunan tersebut dipublikasikan FDA pada Juni 2020 lalu. Walaupun alkohol dalam jumlah tertentu diperlukan untuk membunuh kuman, FDA dan CDC (the Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan hand sanitizer setidaknya mengandung ethanol (ethyl alcohol) 60%.
Methanol menurut kedua lembaga tersebut tidak sebanding dengan zat lain yang sering digunakan dalam hand sanitizer. Methanol yang terserap melalui kulit berisiko menyebabkan mual, muntah, gangguan penglihatan (pandangan kabur), kebutaan, bahkan kematian jika terlalu sering digunakan.
“Methanol dimetabolesmekan dalam tubuh melalui pembentukan formaldehida (tergolong karsinogen). Itu dirubah menjadi asam format di dalam tubuh, yang bisa menyebabkan hipoksia histotoksik dan asidosis,” terang Birnur Aral, PhD, direktur dari lab kesehatan, kecantikan dan lingkungan di Good Houskeeping Institute.
Hipoksia histotoksik merupakan keracunan di jaringan sel sehingga sel tidak bisa menggunakan oksigen, kemudian kadar oksigen di sel dan jaringan rendah. Sedangkan asidosis menandakan kadar asam dalam tubuh yang terlalu tinggi.
Memperbaiki klaim palsu
FDA menjelaskan bahwa methanol “bukan bahan aktif yang bisa diterima untuk hand sanitizer, dan tidak boleh digunakan karena efek toksiknya.”
Meskipun FDA belum mencatat kasus apa pun terkait dengan merek-merek yang ditarik, FDA meminta konsumen untuk tidak lagi menggunakan produk tersebut.
Selain itu FDA juga sedang bekerja untuk memperbaiki klaim ‘palsu dan menyesatkan’ yang mengatakan produk hand sanitizer tertentu bisa melindungi dari COVID-19 selama 24 jam.
Cara terbaik untuk menjaga kebersihan tangan dan mencegah penularan COVID-19 adalah dengan sesering mungkin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, minimal selama 20 detik, karena hand sanitizer didesain sebagai alternatif pengganti jika tidak memungkinkan mencuci tangan di wastafel.
Sebaiknya periksa kandungan aktif sebelum Anda membeli produk hand sanitizer. Yang direkomendasikan FDA antara lain ethyl alcohol (ethanol atau alkohol) 60-95%, isopropyl alcohol atau isopropanol 70-91,3%, atau benzalkonium chloride <1%.
“Karena hand sanitizer dikategorikan seperti halnya obat bebas, produk yang sah seharusnya mencantumkan label fakta obat,” tukas Aral. “Hindari membeli hand sanitizer tanpa label.” (jie)