Ngopi di pagi atau sore hari sudah menjadi bagian dari gaya hidup, entah itu kopi instan, kopi kekinian, atau kopi panggang kualitas premium. Selain kafein, kopi diketahui mengandung senyawa akralamida yang berbahaya.
Proses pengolahan makanan dapat meningkatkan nilai gizi bahan pangan, namun di lain pihak bisa menyebabkan terbentuknya senyawa yang beracun. Salah satunya adalah akralamida.
Akrilamida (C3H5NO) adalah senyawa kimia yang sangat reaktif dan biasanya digunakan sebagai bahan baku monomer sintesis poliakrilamid, sejenis polimer yang digunakan dalam pemurnian air dan produksi kertas.
Senyawa ini merupakan salah satu bahan organik yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk membuat plastik dan bahan pewarna. Akrilamida merupakan senyawa yang dikategorikan sebagai senyawa penyebab kanker atau berpotensi sebagai karsinogenik pada manusia oleh FDA.
Riset dalam Nutritional Neuroscience 2014 membuktikan bila paparan senyawa ini di tempat kerja dalam jumlah tinggi mampu merusak sistem saraf.
Akrilamida biasanya terbentuk pada makanan yang kaya akan pati, seperti kentang, roti, sereal sarapan. Juga kopi. Peneliti menemukan bila akrilamida dalam makanan diproduksi dalam reaksi maillard, yakni reaksi saat gula dan asam amino dipanaskan hingga lebih dari 120°C.
Diketahui saat biji kopi dipanggang akrilamida terbentuk. Tidak ada cara untuk menghilangkannya, sehingga saat kita meminumnya, kita terpapar zat kimia ini.
Seberapa banyak kandungan akrilamida di kopi?
Kadar akrilamida di sangat bervariasi. Pada riset tahun 2013 yang menganalisa 42 sampel kopi, termasuk 11 jenis kopi instan, dan 3 jenis pengganti kopi, ditemukan bila kopi instan mengandung 100% akrilamida lebih banyak daripada kopi panggang segar, sedangkan pengganti kopi mengandung 300% lebih banyak.
Dalam riset tersebut ditemukan bila kopi panggang segar mengandung sekitar 179 mcg akrilamida per kg. Kopi instan mengandung 358 mcg per kg, sementara kopi pengganti 818 mcg per kg.
Mereka juga mencatat bila kadar akrilamida memuncak pada awal proses pemanasan dan kemudian menurun. Jadi biji kopi yang berwarna lebih terang memiliki lebih banyak akrilamida dibanding biji kopi yang gelap, yang dipanggang lebih lama.
Lantas apakah minum kopi berbahaya?
Sementara hubungan antara paparan akrilamida dan kanker pada manusia belum terbukti, hal tersebut tidak bisa dikesampingkan.
Namun, minum kopi belum menunjukkan peningkatan risiko kanker. Faktanya, penelitian oleh Regina Wierzejska dari National Food and Nutrition Institute, di Polandia, menunjukkan kopi dihubungkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker.
Peneliti mendapati bahwa mereka yang minum kopi hingga lebih dari 2 cangkir (475 Ml) per hari mempunyai risiko kanker hati yang lebih kecil hingga 40%.
Minum kopi juga terkait dengan sejumlah besar manfaat kesehatan lainnya, seperti hidup lebih lama dan mengurangi banyak penyakit.
Bagaimana mengurangi paparan akrilamida ?
Secara tidak mungkin menghindari paparan akrilamida dari kopi, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi paparan akrilamida :
- Bila Anda merokok, berhentilah merokok dan sebisa mungkin hindari paparan asap rokok dari secondhand smoke.
- Minimalkan mengolah makanan dengan menggoreng. Ini diketahui sebagai metode masak yang paling banyak menghasilkan akrilamida.
- Cobalah untuk tidak memanggang makanan, lebih disarankan menggunakan microwave atau merebus/ mengukus.
- Pilih kopi panggang yang berwarna gelap, dan minimalkan minum kopi instan atau pengganti kopi. (jie)