Seiring pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah di Indonesia, beberapa fasilitas umum, seperti mal, stadion, tempat ibadah dan tempat wisata mulai dibuka kembali. Pemerintah provinsi DKI Jakarta misalnya, walau membolehkan mal beroperasi kembali, tetapi belum mengizinkan pusat-pusat kebugaran yang berada di dalam mal untuk buka. Ini masuk akal, karena riset menyatakan COVID-19 lebih gampang menyebar di pusat-pusat kebugaran.
Ada alasannya kenapa para ilmuwan lebih menyarankan kita berolahraga di rumah atau di tempat terbuka – dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Olahraga di dalam ruangan berisiko lebih besar menyebarkan virus corona.
Tim peneliti dari Korea Selatan baru-baru ini mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas olahraga di dalam ruangan seperti pusat kebugaran (gym).
Dalam laporan pendahuluan yang diterbitkan di jurnal Emerging Infectious Disease, peneliti melihat kasus COVID-19 yang berasal dari kelas tari atau pusat-pusat kebugaran. Di skala nasional, mereka menemukan 112 kasus COVID-19 yang terkait dengan kelas dansa di 12 fasilitas yang berbeda.
Menurut peneliti, suasana lembap, suhu ruangan yang hangat, serta dikombinasikan dengan udara yang hanya berputar di dalam ruangan memungkinkan droplet menyebar lebih cepat.
“Berdasarkan penelitian terbaru, aerosol dari droplet bisa bertahan di udara hingga tiga jam, membuatnya berpotensi besar menyebar di kerumunan dan ruangan tertutup, seperti studio fitness,” terang Dr Robert Glatter, dokter ilmu kegawatdaruratan di Lenox Hill Hospital, New York City, AS.
Besar dan intensitas kelas juga mempengaruhi transmisi virus COVID-19. Dalam riset tersebut juga dijelaskan, transmisi virus terdeteksi di ruangan pusat kebugaran yang dipakai selama sekitar 50 menit, atau diadakan di sebuah studio berukuran 645 kaki persegi (sekitar 196 meter persegi), yang berisi 5 - 22 orang.
Orang-orang bernapas lebih cepat saat olahraga, yang menjadi cara utama virus corona menyebar dari orang ke orang. “Ketika orang bernapas lebih cepat dan dalam, mereka juga mengeluarkan droplet yang lebih banyak,” tambah Dr Glatter.
Selain itu, perlu mewaspadai OTG (orang tanpa gejala) yang tetap mampu menyebarkan penyakit. Dr. Anne Liu, ahli penyakit menular di Stanford Health Care, AS, mengatakan seseorang sudah berpotensi menulari setelah beberapa hari terinfeksi virus corona, bahkan sebelum gejala muncul.
Ini meningkatkan potensi risiko penularan antara orang-orang yang berada di dalam ruangan studio fitness, terutama dengan sirkulasi udara yang buruk.
Bagaimana melindungi diri bila harus ke pusat kebugaran
Bila pemerintah sudah memperbolehkan pusat kebugaran beroperasi kembali ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan :
- Perhatikan zona area tempat Anda atau lokasi pusat kebugaran berada. Semakin banyak kasus di zona tersebut semakin berisiko Anda untuk ikut terinfeksi.
- Pertimbangkan kondisi tubuh Anda, seperti adanya penyakit tertentu atau usia, dan apakah Anda aman berada di dalam ruangan bersama orang lain. Setiap orang perlu menilai diri mereka sendiri dan mengevaluasi tingkat risiko bila berada dalam kerumunan.
- Saat di pusat kebugaran selalu terapkan higienitas tangan, bawa peralatan Anda sendiri bila memungkinkan, dan disinfeksi setiap peralatan umum (misalnya dumbbell, gym ball atau barbell) sebelum Anda gunakan.
- Sebisa mungkin gunakan masker. Walau ini bisa sangat menyusahkan saat olahraga intensitas tinggi, masker akan membantu kita mencegah droplet keluar/masuk.
- Tetap terapkan menjaga jarak aman minimal 1 meter dengan orang lain. (jie)