Pada hari pertama diberlakukannya PSBB transisi di DKI Jakarta langsung terlihat antrean penumpang di berbagai stasiun kereta KRL. Upaya menjaga jarak menjadi sulit dilakukan, namun begitu bukan berarti kita tidak bisa melakukan antisipasi meminimalkan risiko paparan COVID-19.
Dalam pantauan sejak dimulainya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi pada Senin (8/6/2020) lalu hingga saat ini (Rabu 10/6/2020) masih terjadi antrean di stasiun-stasiun KRL, misalnya di stasiun Bogor. Puncak antrean terjadi pukul 06.00 - 07.00 WIB. Antrean juga terlihat hingga ke luar stasiun.
Sebagai informasi, PT KCI telah menambah jam operasional KRL Commuter Line dari semula pukul 06.00 – 18.00 WIB menjadi pukul 04.00 – 21.00 WIB. Selain itu, KCI juga menambah perjalanan KRL dari sebelumnya 784 perjalanan menjadi 935 perjalanan. Hal itu untuk mengakomodir kebutuhan penumpang KRL ketika aktivitas perkantoran di DKI Jakarta mulai dibuka kembali di masa PSBB transisi.
Lamanya waktu tunggu untuk masuk ke kereta memiliki risiko untuk terpapar virus corona, baik dari orang lain atau saat tidak sengaja menyentuh benda yang sudah terkontaminasi. Kabar baiknya adalah tempat duduk dan area berdiri di dalam gerbong telah diatur (ditandai) sehingga penumpang tidak duduk bersebelah-sebelahan.
Pemerintah telah mengatur batas maksimum untuk berbagai moda transportasi. Pada moda kereta api perkotaan batas maksimum dipatok 35-40% dari jumlah kapasitas yang ada. Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti mengatakan maksimal setiap kereta commuter akan diisi maksimal 74 orang.
"Setelah berkonsultasi dengan pemerintah dan demi memastikan terjaganya protokol kesehatan di dalam KRL Jabodetabek, untuk saat ini kami masih teruskan pembatasan kapasitas yang ada yaitu 35-40% atau sekitar 74 orang pada setiap kereta," jelas Wiwik.
Lakukan ini agar tetap aman
Lantas bagaimana mengurangi risiko paparan virus SARS-CoV-2 saat melakukan perjalanan menggunakan KRL? CDC (Centers for Disease Control and Prevention) - lembaga kesehatan milik pemerintah AS yang menjadi rujukan banyak ahli di dunia – mengeluarkan beberapa anjuran.
Hal pertama yang wajib dilakukan adalah selalu menjaga higienitas tangan dengan sesering mungkin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun – bila memungkinkan – atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol 60%.
“Cuci tangan Anda minimal 20 detik terutama setelah Anda berada di area publik, setelah memegang benda-benda yang mungkin juga dipegang orang lain, sebelum menyentuh wajah / makan, dan sesudah batuk / bersin,” tulis CDC.
Menjaga jarak fisik sebisa mungkin, memakai masker kain dan menerapkan etika batuk / bersin (menutup menggunakan lengan) adalah hal-hal berikutnya yang perlu diperhatikan.
“Bila melakukan perjalanan menggunakan bus umum atau kereta akan mengharuskan Anda duduk atau berdiri berdekatan dengan orang lain dalam waktu yang lama,” urai keterangan CDC.
Hal-hal lain yang perlu disiapkan termasuk membawa obat-obat pribadi selama di perjalanan, simpan hand sanitizer di tempat yang gampang dijangkau, bawa makanan dan air Anda sendiri selama dalam perjalanan.
Selain itu ada baiknya Anda menyiapkan pakaian pengganti untuk dipakai di kantor, jika memungkinkan gunakan face shield (dengan tetap memakai masker), minimalkan berbicara dengan orang lain selama di perjalanan. (jie)