Vaksin menjadi harapan untuk memutus wabah COVID-19 di seluruh dunia. Banyak negara berlomba-lomba untuk membuat vaksin, tidak terkecuali Indonesia. Vaksin buatan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi dari Korea Selatan, Genexine, rencana akan mulai diujicobakan pada Juni ini.
Uji klinik ‘calon’ vaksin dengan nama GX-19 ini akan dilakukan di Indonesia. Kerjasama berupa pengembangan vaksin DNA terhadap virus corona baru (SARS-CoV-2) oleh konsorsium Genexine, Binex, the International Vaccine Institute(IVI), GenNBio, the Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), and Pohang University of Science & Technology (POSTECH).
Dalam siaran pers, Sie Djohan, Direktur Kalbe Farma mengatakan kerja sama pengembangan vaksin ini merupakan kontribusi untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia.
Ia berharap melalui penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19 bisa membuahkan hasil, sehingga kebutuhan vaksin di Indonesia dapat terjamin ketersediaannya.
Sebelumnya, "Riset vaksin ini telah dilakukan pada primata, dan terbukti telah menghasilkan antibodi yang mampu menetralisir virus corona baru, sehingga tahap berikutnya akan diuji kepada manusia," tambah Sie Djohan.
PT Kalbe Farma akan menggandeng lembaga pemerintah untuk berkolaborasi mengembangkan vaksin COVID-19 ini sehinggga proses penelitiannya berjalan lancar dan hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, perusahaan milik negara yakni Biofarma dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman juga tengah mengembangkan pengobatan plasma darah untuk pasien COVID-19.
LBM Eijkman juga bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi dan lembaga internasional lainnya untuk mengembangkan vaksin COVID-19. Eikjman telah melakukan whole genome sequencing (WGS) yang nantinya diperlukan untuk mendeteksi seperti apa virus SARS-CoV-2 (COVID-19) yang berkembang di Indonesia.
Teknologi WGS dapat mengkarakterisasi virus corona secara spesifik di Indonesia. Selain itu, WGS juga untuk memonitor dan mengevaluasi virus corona. Kemudian, WGS juga dapat menentukan seberapa cepat avirus beradaptasi saat menyebar di Indonesia.
WGS dikatakan juga dapat mengidentifikasi target untuk terapi dan pembuatan vaksin. Serta, dapat memprediksi ancaman pandemi berikutnya.
Saat itu Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Soebandrio, dalam siaran pers mengatakan pengembangan vaksin ini dikhususkan untuk pasien COVID-19 di Indonesia. (jie)