Fibrilasi atrium (FA) merupakan penyakit gangguan irama jantung yang paling banyak ditemukan di masyarakat maupun di rumah sakit, serta paling sering menyebabkan rawat inap. Prevalensi FA secara umum mencapai 1-2% dari total populasi, dan terus bertambah. Penelitian membuktikan bila mengurangi konsumsi alkohol akan turunkan risiko fibrilasi atrium.
Gangguan irama jantung ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala seperti pusing, sesak napas, dan kelelahan ekstrim. Yang lebih berbahaya adalah penderita FA 5 kali lebih berisiko mengalami stroke, dibandingkan mereka tanpa fibrilasi atrium.
Obat pengencer darah bisa membantu mengurangi gejala atau risiko stroke. Tetapi apakah perubahan gaya hidup juga akan membantu? “Jawabannya iya. Dan riset menguatkan bukti tentang hubungan antara konsumsi alkohol pada orang dengan fibrilasi atrium,” terang Dr. Paul Zei, Direktur Comprehensive Atrial Fibrillation Program di Brigham and Women’s Hospital, AS.
Hubungan yang sudah diketahui
Walau sudah diketahui bila konsumsi alkohol berlebih bisa melukai jantung, penemuan ini menjadi yang pertama yang menunjukkan hubungan jelas antara FA dan konsumsi alkohol.
Binge drinking atau konsumsi alkohol berlebih dalam periode singkat (dalam 2 jam) bisa memicu fibrilasi atrium. Fenomena ini di masyarakat barat disebut juga dengan “holiday heart syndrome” karena biasanya terjadi ketika sesorang berlibur di akhir pekan dengan pesta miras (minuman keras).
Masalah ini bisa terjadi pada orang dengan atau tanpa gangguan irama jantung, terlepas seberapa banyak mereka mengonsumi miras.
"Ada bukti bahwa alkohol beracun bagi sel otot jantung, yakni dapat menyebabkan perubahan aliran darah jantung dan aktivitas listrik," kata Dr. Zei. Selain itu, peminum berat yang lama berisiko tinggi menderita kardiomiopati, penyakit otot jantung yang mengganggu kemampuan memompa jantung.
Apa yang harus dilakukan?
Di beberapa wilayah, konsumsi alkohol menjadi bagian budaya setempat. Dilansir dari health.harvard.edu, Dr. Zei menjelaskan, “Ada kemungkinan banyaknya konsumsi alkohol bisa memicu FA. Mereka yang sudah dinyatakan menderita fibrilasi atrium wajib memerhatikan risiko ini.”
Dan mereka yang kerap mengonsumsi alkohol, pertimbangkan untuk mengurangi untuk meminimalkan risiko. “Bagi mereka yang sangat sensitif, yaitu mereka yang memiliki episode fibrilasi atrium setelah minum alkohol dalam jumlah kecil, berhenti minum alkohol,” tegasnya.
Hal lain yang bisa mempengaruhi FA
Obesitas juga membuat orang lebih rentan menderita fibrilasi atrium. Tetapi hanya dengan mengurangi 10% kelebihan berat badan bisa membantu mengurangi beban jantung.
Penurunan berat badan setidaknya memperbaiki tiga faktor risiko FA lainnya (dan penyakit jantung secara umum) seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan sleep apnea (henti napas saat tidur).
Kopi adalah minuman lain yang biasa dikaitkan dengan fibrilasi atriuma. Namun, sebuah penelitian observasional besar baru-baru ini menemukan bahwa orang yang minum satu hingga tiga cangkir kopi setiap hari tampaknya berisiko lebih kecil untuk memiliki FA.
Tetapi, ada kemungkinan hasil itu diamati karena penderita FA sering disuruh menghindari kafein. Seperti halnya alkohol, beberapa orang sensitif terhadap kafein, jadi hindarilah jika Anda memerhatikan itu memengaruhi detak jantung Anda. (jie)