Herpes zoster menimbulkan gangguan di kulit dan terasa nyeri, dan bisa komplikasi pada organ di bawah kulit. Nyeri pasca herpes (NPH) merupakan komplikasi yang umum terjadi. Pada beberapa kasus, NPH bisa berlangsung bertahun-tahun. Nyeri agak mereda, tapi tidak hilang. Sehebat apa nyeri yang ditimbulkannya?
Herpes zoster fase akut, nyerinya terjadi akibat peradangan dengan derajat cukup berat. Setelah radang hilang, nyeri masih ada karena yang diserang saraf. Derajat nyeri cenderung berat,” tutur Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD-KAI, FINASIM, FACP, Guru Besar Alergi dan Imunologi FK Universitas Indonesia, Jakarta.
Risiko NPH meningkat pada usia tua (>50 tahun). “Meski pasien sudah mendapat obat antivirus, NPH bisa terjadi pada 10-20% kasus herpes zoster,” ujar dr. Hanny Nilasari, Sp.KK dari Kelompok Studi Herpes Perdoski (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin). Dan meski pengobatan sudah optimal, termasuk pemberian obat antinyeri dengan dosis yang memadai, 40% pasien masih merasakan nyeri. “Ini yang harus dipahami pasien. Nyeri tidak enak, tapi harus dihadapi,” imbuhnya.
NPH bukan satu-satunya komplikasi yang bisa terjadi. Herpes zoster dapat menyerang segala lokasi kulit, tapi bukan hanya kulit yang bermasalah. “Organ di bawah kulit ikut terganggu,” ungkap dr. Hanny. Bagian kulit yang paling sering diserang yakni dada, wajah dan perut. Pada kulit bisa terjadi infeksi sekunder dari kuman lain.
Karena menyerang saraf, komplikasi bisa bermanifestasi ke banyak organ. Misalnya THT (telinga, hidung, tenggorokan); pendengaran bisa terganggu bahkan tuli, atau sensitivitas terhadap suara berkurang. Juga tinitus, suara berdenging di telinga. Setelah kelainan kulit hilang, suara berdenging masih ada.
Bisa terjadi vertigo atau pusing berputar. Paresis saraf otak juga bisa terjadi, sehingga gerakan tubuh lemah dan terganggu. Yang paling menakutkan yakni infeksi radang selaput otak (meningitis).
Bila menyerang mata, bisa terjadi keratitis (radang pada kornea), ptosis (kelopak mata bagian atas turun), sampai kebutaan. Sekitar 50-72% komplikasi serius pada mata, menyebabkan gangguan mata kronis dan hilangnya penglihatan.
Lesi herpes zoster yang muncul di bagian dada atau perut, dapat mengganggu organ viseral (di rongga perut) seperti jantung, paru dan hati. Apalagi bila lesi muncul melingkar, yang berarti serangannya berat. “Pasien bisa meninggal bila tidak mendapat pengobatan yang benar dan memadai,” tegas dr. Hanny.
NPH dan komplikasi lain herpes zoster dapat memengaruhi pasien secara fisik, psikologis dan sosial. “Aktivitas sehari-hari terganggu. Pasien kelelahan, sulit makan, gerak terbatas, bisa muncul depresi,” papar dr. Hanny. (nid)
Ilustrasi: Medical vector created by brgfx - www.freepik.com