Probiotik yang diberikan kepada ibu hamil dan yang terdapat pada susu formula khusus, dapat menurunkan kejadian alergi pada anak.
Alergi anak perlu dicegah dan di-manage agar tidak gampang kambuh. Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), dari Divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM menjelaskan, alergi umumnya mengenai anak yang punya bakat alergi. Biasanya diturunkan secara genetik oleh salah satu atau kedua orangtua. Jika orangtua alergi terhadap suatu makanan atau kondisi tertentu, 50% anak bisa memiliki alergi yang sama.
Metode pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain dengan probiotik atau bakteri hidup yang bersahabat. Komposisi bakteri berbahaya dan bakteri baik – yang disebut flora usus - berkontribusi pada alergi, karena mempengaruhi daya tahan tubuh. Respon alergi timbul ketika flora usus tidak seimbang, saat tubuh anak mengembangkan sistem pertahanan tubuh.
Studi KOALA yang meneliti flora usus pada 957 bayi di Belanda mendapati, kolonisasi bakteri C. dificile dan E.coli berhubungan dengan gejala eksim. Studi lain di kota pelabuhan Swedia, anak-anak yang menderita alergi memiliki bakteri jahat/berbahaya (Staphylococcus aureus dan Clostridia) lebih banyak, dibanding bakteri baik (Lactobacilli dan Bifidobacteria).
Imunitas ditentukan oleh keseimbangan flora usus, juga dipengaruhi sel limfosit Th1 dan Th2. Memasukkan probiotik sejak dini (masih bayi), ”Mampu menjaga keseimbangan sel limfosit Th1, yang mengatur imunitas seluler dan sel limfosit Th2 yang memroduksi antibodi,” ujar prof. Zaki.
Seseorang yang berada pada kondisi TH2 dominan, dapat memicu alergi, asma, eksim, bahkan lupus. Pemberian probiotik membantu respon sel Th1. Para ahli merekomendasikan, probiotik diberikan kepada anak alergi, seperti eksim, untuk menurunkan produksi IgE atau sel yang menyebabkan alergi.
Penelitian di Finlandia menunjukkan, bakteri Lactobacillus GG yang diberikan kepada ibu hamil dengan riwayat keluarga penderita eksim atau asma, juga pada bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan, efeknya signifikan pada penurunan alergi. Frekuensi kejadian eksim menurun pada tahun ke 2, 4 dan ke 7, sebesar 50%, 44% dan 36%.
Prebiotik terkandung dalam yoghurt.“ Susu untuk penderita alergi biasanya sudah diperkaya dengan probiotik,” kata prof. Zaki. (jie)
Ilustrasi: Food photo created by nensuria - www.freepik.com