Peran kalsium yang banyak diketahui adalah untuk kesehatan tulang dan gigi. Ternyata ia juga penting dalam kesehatan pembuluh darah, termasuk mencegah plak pembuluh darah koroner agar tidak pecah.
Jantung adalah organ yang selalu bekerja, berdenyut sekitar 100.000 kali/hari, memompa darah > 227 juta liter. Untuk dapat bergerak, jantung membutuhkan suplai energi yang difasilitasi oleh otot jantung.
Sakit jantung, menurut Dr. dr. Raja Adil C. Siregar, MM, SpJP (K), dari Bethsaida Hospital, Gading Serpong, Tangerang, muncul saat pembuluh darah koroner ( yang menyuplai darah dan O2 ke jantung) tersumbat/ terhambat oleh tumpukan plak kolesterol.
Itu sebabnya kenapa disebut penyakit jantung koroner. Proses penumpukan plak ini bahkan sudah dimulai sejak masa anak-anak dan menjadi nyata setelah dewasa.
Penumpukan plak terjadi karena rusaknya lapisan endotelium, yakni lapisan sel tipis di luar dinding pembuluh darah yang berfungsi agar pembuluh darah tetap kencang dan halus. “Rusaknya endotel menyebabkan kolesterol nyangkut. Ini yang disebut aterosklerosis,” papar dr. Adil.
Kerusakan endotel berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, diet tinggi garam sehingga menyebabkan hipertensi, atau pada penderita hiperkolesteromia (kolesterol tinggi), obesitas dan diabetes mellitus.
Tubuh membuat mekanisme pertahanan untuk membuat plak stabil, yakni “memanggil” kalsium untuk menutup plak tersebut.
“Kalsium diambil dari tulang, gigi atau tempat lain. Ini tidak berhubungan kadar kalsium dalam darah atau dengan konsumsi makanan tinggi kalsium akan membuat sumbatan di koroner,” tambah dr. Adil. Semakin banyak/besar plak kolesterol, akan semakin banyak kalsium yang dibutuhkan.
Setelah ditutup oleh kalsium, biasanya plak akan berhenti berkembang sehingga tidak menimbulkan masalah apa pun. Tetapi, kerusakan endotel terus terjadi akibat pola makan yang buruk, terjadi pengulangan proses aterosklerosis sampai akhirnya plak bertambah besar dan menyumbat aliran darah.
Atau, plak pecah menyebabkan darah menggumpal di dalam arteri. Jika gumpalan darah ini menyumbat di pembuluh darah otak, akan menyebabkan stroke, sedangkan jika di jantung menyebabkan serangan jantung.
Walau kalsium berperan dalam proses penumpukan plak pembuluh darah, diketahui konsumsi kalsium berlebih tidak akan membuat kondisi pembuluh darah bertambah buruk. Bahkan, dalam riset pada 2.700 orang lebih, yang diikuti selama 10 tahun, semakin tinggi konsumsi makanan/minuman tinggi kalsium akan menurunkan risiko aterosklerosis.
Saat ini, lanjut dr. Adil, serangan jantung juga banyak terjadi pada mereka pada golongan usia muda dan kurus. “Karena merasa kurus, mereka tidak menjaga kesehatannya, makan enak (tinggi lemak) terus, apalagi ditambah merokok dan tidak olahraga,” katanya.
Deteksi dini penyakit jantung menggunakan kalsium skoring bisa dilakukan saat mulai menginjak usia 40 tahun, di luar negeri bahkan saat mulai usia 35 tahun. Atau kalau merasa mempunyai pola hidup buruk.” (jie)