Gejala tipes mirip DBD dan radang usus buntu. Masing-masing penyakit ini memiliki penyebab berbeda. Tipes (tifoid) disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. DBD (demam berdarah dengue) disebabkan oleh infeksi virus dengue. Sedangkan radang usus buntu muncul akibat terjadinya sumbatan pada usus buntu. Ketiga penyakit ini kerap menimbulkan demam dan nyeri pada perut, sehingga kadang membingungkan kita. Namun sebenarnya, masing-masing memiliki ciri khas tersendiri yang bisa dikenali.
Pola demam
Tifoid. Pola demam menyerupai step ladder (tangga dengan dua kaki). Suhu tubuh naik turun sepanjang hari. Yakni demam tinggi di sore/malam hari, dan normal sepanjang pagi hingga siang hari. Demam akibat tifoid biasanya meningkat secara bertahap setiap hari, makin lama makin tinggi. Pada hari ke-7, suhu tubuh bisa mencapai 40oC, dan terus tinggi.
DBD. Demam terus tinggi sepanjang hari, tapi siklus demam memiliki pola seperti pelana kuda. Yakni demam tinggi (39o - 40oC) dalam tiga hari pertama. Hari 4-5, demam akan turun. Inilah fase kritis. Hari 6-7 demam kembali muncul, sebagai reaksi dari proses penyembuhan. Demam muncul mendadak, sering disertai sakit kepala hebat seperti dipukuli, dan sakit di belakang mata.
Radang usus buntu. Pada kasus akut, demam terjadi tiba-tiba. Demam biasanya tinggi, mencapai 39oC atau lebih.
Nyeri perut
Tifoid. Nyeri perut biasanya terjadi di sekitar pusar. Bisa pula terjadi di daerah ulu hari, atau perut bagian kiri karena terjadi serangan pada usus 12 jari. Juga kerap disertai mual, muntah dan perubahan pola buang air besar (BAB) menjadi sembelit, atau diare.
DBD. Keluhan nyeri perut sering kali terasa di ulu hati, dan di bawah lengkung iga sebelah kanan, karena ada pembesaran hati. Pada bayi atau balita kerap disertai diare, hingga 3-5x dalam sehari. Feses (tinja) berbentuk cair tanpa lendir. Rasa tidak nyaman di perut menimbulkan mual, tidak nafsu makan, dan muntah setelah makan atau minum.
Radang usus buntu. Nyeri perut adalah keluhan yang lebih menonjol pada radang usus buntu. Nyeri perutnya cukup khas. Yakni di perut kanan bawah, di tempat usus buntu berada. Namun, nyeri bisa menyebar ke bagian perut lain, sehingga kadang penderita sulit menentukan di mana pusat nyeri. Nyeri bisa tak tertahankan sampai penderita terbungkuk-bungkuk, dan memegangi perut ketika berjalan. Nyeri bertambah parah saat bersin, batuk, dan menggerakkan tangan atau kaki. Apapun yang menimbukan tekanan pada perut akan membuat nyeri makin menjadi.
Gejala khas lainnya
Tifoid. Lidah tampak berbercak-bercak putih, dengan tepi lidah memerah. Saat lidah dijulurkan, mungkin akan bergetar/gemetar. Denyut nadi menjadi lebih cepat, akibat racun yang dihasilkan oleh bakteri penyebab tifoid Salmonella typhi.
DBD. Gejala klasik DBD yakni mimisan atau bercak-bercak merah di kulit. Namun, ini tak selalu terjadi. Tanda lain yang mungkin menyertai demam akibat DBD antara lain badan terasa pegal dan/atau ngilu.
Radang usus buntu. Gejala lain yang mungkin muncul saat radang usus buntu misalnya mual, muntah, dan tidak nafsu makan Bisa terjadi sembelit, atau diare. Beberapa orang melaporkan sulit kentut, dan perut membengkak.
Untuk menegakkan diagnosis, perlu pemeriksaan seksama oleh tim medis. Mengenali ciri khas masing-masing penyakit akan membantu kita menyampaikan gejala yang lebih detil kepada dokter. Memang, gejala tipes mirip DBD dan radang usus buntu. Kita harus lebih jeli mengenalinya.
_________________________________________________
Ilustrasi: www.freepik.com-Designed by peoplecreations / Freepik