Hendra (bukakan nama sebenarnya) pria 27 tahun asal Sumatera Utara, awal tahun 2015 nmemutuskan untuk disunat. Alasan utamanya untuk kesehatan. “Istri saya perawat. Manfaat sunat katanya luar biasa dilihat dari faktor kesehatan. Saya putuskan untuk disunat,” paparnya.
Browsing di internet mengenai circumcision (sunat) banyak artikel yang membahas mengenai manfaat sunat bagi kesehatan. Maret 2007, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan the Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) merekomendasikan tindakan sunat (sirkumsisi) pria, sebagai cara untuk ikut menurunkan risiko penularan HIV pada pria heteroseksual. Hal ini tidak mengejutkan karena manfaat sunat bagi kesehatan sudah banyak diketahui. Tidak heran jika sunat kini tidak hanya dilakukan di kalangan anak-anak, sesuai ajaran Islam, melainkan juga orang dewasa yang yakin pada manfaat sunat.
Diungkapkan dr. Muhammad Zaiem di Graha Rumah Sunatan, Bekasi, sunat pada pria dewasa dapat menurunkan risiko penularan HIV/AIDS lebih dari 50%, juga menurunkan risiko kanker prostat; kanker penis; menurunkan risiko kanker serviks pada wanita pasangannya; serta menurunkan risiko infeksi saluran kemih. Manfaat-manfaat ini mematahkan anggapan bahwa sunat merupakan tindakan kejam tanpa manfaat. Bahkan, Center of Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat menganjurkan sunat untuk mencegah infeksi penyakit menular seksual.
Selain untuk mencegah penyakit, pria dewasa dapat termotivasi disunat karena berbagai alasan. Sunat dapat dilakukan karena alasan agama, atau terdapat indikasi medis seperti fimosis, parafimosis, balanitis, dan postitis. Alasan lain yang cukup populer adalah alasan seksual, yaitu mendapat sensasi lebih saat bercinta atau demi memuaskan pasangan.
Kendala
Sunat pada pria dewasa sama saja dengan sunat pada anak. Hanya saja, sunat orang dewasa tidak semudah pada anak. Secara fisik, pria dewasa memiliki karakteristik penis berbeda dan lebih berisiko mengalami perdarahan. Karakterisitik kulup atau prepusium yang hendak dibuang juga berbeda. Kendala lain, pria dewasa mengalami ereksi bahkan dengan rangsang kecil sehingga berisiko menimbulkan rasa nyeri, perdarahan, hingga terlepasnya jahitan usai disunat.
Selain fisik, faktor yang sangat krusial dalam sunat dewasa adalah faktor psikis. Pria dewasa umumnya enggan disunat karena malu dan merasa sudah terlalu tua untuk disunat. Orang dewasa kuatir, membayangkan prosedur yang menakutkan dan menyakitkan. Kuatir sunat dapat mempengaruhi aktivitas seksual. Akibatnya, banyak orang dewasa menunda disunat, meski terdapat indikasi medis, seperti fimosis atau infeksi di penis.
Pria yang aktif secara seksual, biasanya kuatir sunat memengaruhi performa seksual. Bahwa sunat menurunkan sensitivitas penis, sehingga mengurangi sensasi bercinta. Sedangkan, studi di Turki tahun 2004 menunjukkan, fungsi seksual sebelum dan setelah sunat tidak berubah. Bahkan, setelah sunat waktu untuk mencapai ejakulasi makin panjang. “Benar, setelah sunat ketika berhubungan intim dengan istri, durasinya jadi lebih lama,” papar Hendra.