Jangan malas bergerak. Sedentary (kurang gerak) membuat berat badan naik, tapi kepadatan tulang berkurang. Sinar matahari pagi adalah sumber vitamin D, yang membantu kalsium membangun tulang. Menurut dr. Cindiawaty Pudjiadi, MARS, SpGK, kurang vitamin D menyebabkan pelunakan tulang (osteomalacia), meningkatkan risiko patah tulang dan melemahkan otot.
Selain kurang gerak dalam waktu lama, tulang keropos karena kurang nutrisi. Menurut dr. Nicolaas Budhiparama, SpOT (K), Ketua Perosi (Perhimpunan Osteoporosis Indonesia), kita perlu “menabung” tulang sejak bayi sampai usia 35 tahun, dengan kecukupan nutrisi.
Tulang membentuk postur tubuh dan melindungi organ dalam. Tersusun dari kalsium; 99% kalsium tubuh tersimpan di tulang. Tubuh kekurangan kalsium, cadangan di tulang akan diambil. Tulang bukan benda mati. Tulang mengalami proses pembongkaran dan pembaruan sel. Sel-sel tulang membentuk lapisan tulang baru, mengisi rongga dan ‘terowongan’ yang dibuat osteoklas.
Pada tulang sehat, jaringan rongga sangat rapat, hingga tulang kuat dan lentur. Pada tulang keropos, jaringan-jaringannya tipis dan berongga lebih besar. Tulang sehat ibarat jaringan benang kain woll yang rapat, tulang keropos seperti kain saringan tahu.
Sejak anak-anak hingga dewasa, tubuh menabung kalsium dalam bentuk tulang. Pertumbuhan tulang paling pesat saat TK dan SD, hingga remaja. Usia 26 tahun, pertumbuh tulang melambat. Puncak kepadatan tulang di usia 35 tahun. Setelah itu, kepadatan tulang menurun.
“Jika kita menabung tulang secara maksimal, saat kepadatan tulang menurun tidak akan keropos,” ujar dr. Nico. (jie)
<a href="http://www.freepik.com">Designed by brgfx / Freepik</a>