Penyakit jantung dan kardiovaskular merupakan penyakit penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Gagal jantung (heart failure) adalah salah satu penyebab kematian akibat penyakit jantung, selain penyakit jantung koroner dan penyakit jantung bawaan.
Gagal jantung merupakan kondisi saat jantung mengalami kekurangan energi akibat penurunan produksi adenosine triphosphate (ATP), disfungsi mitokondria (tempat kalori dirubah menjadi energi di dalam sel), kalsium yang tidak normal, peningkatan radikal bebas dan disfungsi endotel.
Intinya kondisi tersebut menyebabkan pompa jantung melemah, sehingga tidak mampu mengalirkan cukup darah ke seluruh tubuh.
Riset menyatakan suplementasi koenzim Q10 (CoQ10) terbukti memperbaiki gagal jantung. Penelitian praklinis menunjukkan, CoQ10 memiliki peran penting dalam produksi ATP, agen antiperadangan yang kuat dan dapat mememperbaiki fungsi endotel (sel yang melapisi pembuluh darah).
CoQ10 mampu meningkatkan fungsi jantung melalui berbagai mekanisme. Yang paling menonjol adalah mendorong produksi ATP. CoQ10 juga merupakan antioksidan kuat. Terbukti menghambat oksidasi sel lemak di membran sel.
Selain memiliki efek antioksidan, CoQ10 memperbaiki fungsi endotel. Analisis pada sel endotel pembuluh vena manusia menunjukkan, suplementasi CoQ10 mengurangi oksidasi endotelin-1 yang disebabkan oleh kolesterol jahat.
Endotelin adalah protein yang dihasilkan endotel yang bersifat hormon, menyebabkan pengecilan pembuluh darah. Ini mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
Dikutip dari ethicaldigest.com, beberapa penelitian memperlihatkan, kadar CoQ10 lebih rendah pada pasien dengan gejala gagal jantung stadium lanjut. Kadar CoQ10 yang lebih rendah, dikaitkan dengan meningkatnya keparahan gejala gagal jantung.
Pada 43 pasien dengan kardiomiopati (kelainan otot jantung), biopsi menunjukkan perbedaan signifikan kadar CoQ10 antara kelas New York Heart Association (NYHA) berbeda. Pasien dengan NYHA kelas I dan II, masing-masing memiliki kadar CoQ10 yang lebih tinggi secara signifikan, daripada pasien dengan NYHA kelas III dan IV. Pada studi tersebut suplementasi CoQ10 menghasilkan peningkatan signifikan kadar CoQ10 di sel-sel otot jantung.
Dalam riset besar (selesai tahun 1993) yang melibatkan 641 orang menunjukkan, dibanding plasebo CoQ10 mengurangi risiko rawat inap akibat gagal jantung, dan komplikasi gagal jantung, seperti edema paru dan asma jantung.
Penelitian Q-SYMBIO yang melibatkan 420 pasien menunjukkan bahwa dibandingkan dengan plasebo, pemberian CoQ10 100 mg 3x sehari mengurangi risiko kematian, rawat inap karena gagal jantung, dukungan mekanis atau transplantasi jantung. (jie)
Baca juga : Enam Tanda Tak Lazim Penyakit Jantung