Tes Schamroth mendeteksi gangguan jantung lewat kuku. Tes ini sangat sederhana, serta bisa dilakukan kapan dan di mana pun. Tujuannya untuk melihat fungsi kardiovaskular dan paru-paru. Caranya: satukan kuku jari telunjuk kanan dan kiri (kuku saling berhadapan). Normalnya akan terdapat celah kecil di pangkal atas kuku yang disebut diamond window (jendela berlian; karena celah berbentuk seperti berlian).
Jika tidak didapati diamond window, berarti ada penebalan kuku-kuku jari tangan (clubbing finger). Penyebabnya adalah penambahan jaringan ikat pada jaringan lunak di dasar kuku, yang berkaitan dengan kekurangan oksigen pada suatu organ dalam waktu lama (hipoksia kronis).
Sebagai informasi, pada jari-jemari terdapat pembuluh darah perifer (pembuluh darah tepi). Kurangnya kadar oksigen di pembuluh darah tepi, khususnya di jari, merangsang otak untuk melebarkan pembuluh darah di jari-jemari. Fenomena clubbing finger ini sudah dikenal sejak masa Hippocrates (400 SM).
Para ahli menyatakan, kondisi pembuluh darah yang kekurangan oksigen dihubungkan dengan gangguan kardiovaskular, seperti gangguan arteri koroner atau gagal jantung. Ini juga penanda adanya penyakit paru-paru seperti PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), infeksi paru atau kanker paru. Pada kasus tertentu clubbing finger juga sebagai penanda ada gangguan pencernaan, IBD (inflammatory bowel disease / peradangan menahun di usus) dan sirosis hati.
Tes Schamroth awalnya dilakukan Leo Schamroth, dokter penyakit dalam dari Afrika Selatan pada dirinya sendiri. Menurut studi yang dilakukan tahun 2008 di Belgia, clubbing finger terjadi pada 1%, atau 15 pasien dari 1511 orang yang berobat di klinik penyakit dalam. Riset ini dipublikasikan dalam the European Journal of Internal Medicine.
Tanda-tanda clubbing finger:
1. Ujung jari membulat dan menggembung.
2. Bantal kuku jadi cembung dan melengkung.
3. Saat diraba/ditekan terasa seperti busa.
4. Jari dan kulit mengkilap. (jie)