Sarapan dengan semangkuk oat masih belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Namun, mengubah kebiasaan demi jantung yang sehat tidak ada ruginya. Oat adalah tanaman dari golongan gandum yang banyak ditanam di negara barat. Sudah lebih dari satu dekade sejak FDA (Food and Drug Administration – BPOM di AS) memberi label oat sebagai makanan sehat.
Dr. Elia Indrianingsih, Sp.GK, menjelaskan bahwa diet yang dianjurkan bagi penderita jantung bukan sekedar rendah kolesterol, melainkan juga yang dapat mengendalikan gula serta tekanan darah, dan membantu menurunkan berat badan. “Oat salah satunya,” ujarnya.
Kesehatan pembuluh darah ke jantung adalah kunci utama mencegah penyakit jantung, atau menghambat progresivitas penyakit. Plak di pembuluh darah adalah biang keladinya. Plak terbentuk dari endapan lemak/ kolesterol, menyebabkan penyempitan pembuluh darah, juga membuat tekanan darah naik. Kadar gula darah tinggi merusak lapisan sel endotel, yang menyelubungi pembuluh darah. Endotel rusak membuat pembuluh darah kaku dan plak lebih gampang menempel.
Oat mengandung serat larut air yang disebut Beta Glucan. Oat yang dikonsumsi akan menjadi lengket dan akan menarik koleserol jahat (LDL kolesterol). Pada umumnya serat larut air, menurut dr. Elia, akan menarik air dan membentuk gel yang memperlambat pencernaan dan menunda pengosongan lambung, sehingga membuat efek kenyang lebih lama.
“Serat Beta Glucan juga dapat membantu mengatur kadar gula darah,” kata dr. Elia.
Beberapa studi menunjukkan, oat yang dikombinasi dengan makanan penurun kolesterol lain memberi efek turun 2 kali lebih banyak. Sementara pada riset yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition, peneliti menguji / membandingkan obat penurun kolesterol vs oat pada 34 orang dewasa, yang memiliki koleserol tinggi. Hasilnya, nilai kolesterol darah turun pada level yang sama antara kelompok obat dan makanan.
American Journal of Lifestyle Medicine 2008 juga mencatat, oat mengandung antioksidan yang bermanfaat memerangi inflamasi. Memang agak “berat” jika memakan oat untuk tujuan memperoleh level antioksidan yang dibutuhkan untuk anti-inflamsi. “Namun, jika dikonsumsi dalam dosis kecil harian tetap akan bermanfaat,” demikian paparan dalam jurnal tersebut.
American Dietetic Association menyarankan mengonsumsi setidaknya 5-10 gram serat larut air/ hari untuk menurunkan kolesterol; 1,5 mangkuk oat setara dengan ±6 gram serat. Jika ditambahkan buah, seperti pisang, kita mendapat tambahan 4 gram serat. Jika dirasa terlalu banyak untuk sekali konsumsi (misalnya, saat sarapan), dapat dibagi setengahnya pada makan malam.
Membiasakan lidah untuk menerima makanan baru gampang-gampang susah. Oat bisa diolah atau ditambahkan pada makanan lain, seperti dadar gulung, sup dan lainnya. (jie)