Strawberry mojito, matcha latte milk, caramel macchiato atau brown sugar coffee adalah sederet minuman kekinian yang enak dan menyegarkan. Tetapi minuman kekinian itu berbahaya bagi kesehatan; tinggi kalori dan bisa menyebabkan obesitas.
Tahukah Anda, minuman manis rata-rata mengandung 200 kalori per sajian, dan minuman berpemanis aspartam dapat meningkatkan asupan makanan.
Di satu sisi air putih telah lama dikenal sebagai minuman sehat yang murah meriah. Berbagai penelitian lain menunjukkan, teratur minum air putih menghasilkan asupan energi total yang lebih rendah, karena air putih tidak mengandung kalori (nol kalori).
Dr. Sudung O. Pardede, SpA (K), ahli ginjal anak dari FKUI-RSCM mengatakan, kita tidak pernah menghitung kandungan kalori dalam minuman. Sedangkan jumlah kalori dari makanan tidak dikurangi.
Akibatnya, “Sisa kalori disimpan tubuh dalam bentuk lemak. Batita (bawah tiga tahun) yang gemuk dan obesitas, cenderung akan tetap gemuk / obes saat dewasa,” ujarnya.
Dalam jangka pendek, obesitas menyebabkan lecet di daerah lipatan kulit karena terkena gesekan. Kondisi lembab menyebabkan iritasi.
Dalam jangka panjang dapat menyebabkan sakit jantung, hipertensi, sakit ginjal, diabetes dan berbagai gangguan perilaku. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan sekitar 8% anak-anak di Indonesia mengalami obesitas.
Air tubuh lebih rendah
Pada mereka yang mengalami obesitas, air tubuh lebih rendah dibanding dengan yang non-obes (berat badan normal). Hal itu karena kandungan air di sel lemak lebih rendah dari air di sel otot.
Akibatnya, penderita obesitas lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan mereka yang tidak obes; kebutuhan air pada obesitas, sekitar 2 gelas lebih banyak.
Menurut penelitian, banyak minum air putih akan meningkatkan pembakaran lemak (oksidasi). Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Guru Besar di Bagian Gizi Terapan, Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB, menyatakan uji klinis yang dilakukan Muckelbauer, dkk., pada anak usia sekolah menunjukkan, terjadi penurunan risiko kelebihan berat badan sebanyak 31% pada kelompok yang dilakukan intervensi.
Intervensi berupa mendistribusikan botol air, penyampaian informasi kebutuhan air dalam tubuh dan adanya waktu pengisian botol air selama waktu belajar.
“Selain meningkatkan pembakaran lemak, menyebabkan rasa kenyang sehingga tidak ingin menambah porsi makan dan menekan nafsu makan,” kata Prof. Hardinsyah.
Secara umum, kebutuhan air anak usia 1-9 tahun berkisar 800-1900 ml/hari, anak laki-laki usia 10-18 tahun 1800-2500 ml/hari, dan anak perempuan usia 10-18 tahun 1800-2300 ml/hari.
Namun yang tidak kalah penting adalah aktivitas fisik. Karena banyak minum air putih tanpa dibarengi aktivitas fisik rutin tidak akan efektif mencegah obesitas. (jie)