Sebentar lagi sebagian besar masyarakat Indonesia akan melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman. Salah satu keluhan yang terjadi dalam perjalanan atau ketika berada di tempat baru adalah sembelit.
Sembelit dapat diatasi dengan cara alami, salah satunya mengonsumsi tanamam yang berfungsi sebagai pencahar, yakni asam jawa (Tamarind usindica).
Asam jawa biasa digunakan untuk bumbu campuran membuat tahu tempe bacem, rujak dan lainnya. Atau dibuat minuman dicampur dengan gula merah/gula aren dan kadang ditambahi jahe.
Asam jawa tergolong memiliki efek dingin, artinya bersifat menenangkan. Sebagai lawan dari panas, asam jawa digunakan untuk anti-inflamasi (pembengkakan) karena bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah.
Pohon asam Jawa yang dikenal juga dengan namaTamarind (Inggris), termasuk komoditas yang dicari di pasar dunia karena kandungan gizinya yang berdampak positif bagi kesehatan. Dalam 100 gram buah asam jawa terkandung 36% tiamin, 35% zat besi, 23% magnesium dan 16% fosfor. Beberapa nutrisi lain yang dikandungnya adalah vitamin C, vitamin E, vitamin B, kalsium, kalium, mangan dan serat.
Tamarind juga memiliki asam tartarik yang tinggi, seperti asam citrik yang terkandung dalam buah citrus, yang adalah antioksidan kuat pelawan radikal bebas dalam tubuh.
Sebagai obat sembelit alami, kemampuan asam jawa antara lain terkait dengan kandungan seratnya yang tinggi. Mengonsumsinya secara langsung, atau melalui masakan yang menggunakan asam jawa sebagai bahan campurannya, dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan tubuh.
Serat dalam asam jawa dapat merangsang asam lambung untuk mempercepat proses pencernaan. Asam jawa juga dapat mendorong kinerja empedu, sehingga dapat membantu melarutkan makanan lebih cepat.
Ibarat permen karet natural, daging (lengket berwarna kecoklatan) asam jawa adalah non-starch polysaccharides atau karbohidrat non-pati, yang menjadi bagian dari serat tumbuhan.
Bekerjasama dengan empedu, dapat membuang sisa metabolisme (tinja/ feses) melalui usus besar, dan menurunkan kemungkinan feses “nyangkut” di usus besar.
Serat adalah salah satu komponen makanan yang dapat mengikat racun, yang mungkin terdapat dalam makanan minuman. Sekaligus melindungi membran di usus besar dari zat kimia yang dapat menyebabkan kanker.
Serat larut air ini akan membentuk gel di dalam saluran cerna, membuat waktu transit sisa makanan di saluran cerna meningkat. Juga merangsang pergerakan usus besar sehingga timbul rasa mules dan mengatasi keluhan sembelit.
Kita tidak perlu mengejan kuat-kuat, yang berisiko meningkatkan tekanan dalam rongga perut yang bisa berakibat terjadinya kantong-kantong kecil di dinding usus (divertikel).
Serat ini juga dapat mengikat kolesterol di saluran cerna, sehingga dapat mengurangi penyerapannya dan tidak masuk ke dalam sirkulasi darah. Satu sendok makan berisi daging asam jawa, mampu mencukupi 12% kebutuhan serat orang dewasa.
Menghambat lemak
Manfaat asam jawa yang lain adalah menghambat penyerapan lemak dari makanan. Penelitian menunjukkan, buah asam jawa memiliki senyawa khusus hydroxycitric acid (HCA) yang bekerja menghambat enzim dalam tubuh yang khusus bekerja menyimpan lemak. Asam jawa juga dapat meningkatkan serotonin, sebuah neurotransmitter yang bekerja mengontrol nafsu makan.
Artinya, bagi yang ingin menurunkan berat badan, dapat mulai mencoba mengonsumsi asam jawa atau menambahkan asam jawa dalam menu masakan. Atau, konsumsi 500mg HCA tiga kali sehari sebelum makan. Suplemtas HCA baik dalam bentuk kapsul atau bubuk, biasanya memiliki dosis 250-1000mg. (jie)